SURABAYA - HARIAN DISWAY - Pameran lukisan 7 Bidadari yang diikuti oleh tujuh perupa perempuan, menunjukkan berbagai hal yang dimaknai oleh para perupa itu. Terkait diri mereka, juga bagaimana mereka merespons segala peristiwa yang terjadi.
Pameran itu berlangsung sejak 6 hingga 14 Mei 2023 di Galeri Merah Putih, kompleks Alun-alun Surabaya atau Balai Pemuda. Pelukis Pingki Ayako, misalnya, memajang empat karya yang sebenarnya merupakan satu karya. Berjudul Basic Emotions. Tiap karya memiliki ukuran 50 x 120 cm.
Pingki Ayako dan lukisannya berjudul -Elvina Talitha Alawiyah-Tak seperti karya-karya Pingki pada umumnya yang cenderung riang, dalam pameran itu Pingki bereksplorasi menggunakan bahan-bahan lain. Seperti kain perca dengan berbagai motif, menjadi bagian dari materi komposisinya. "Basic Emotions adalah tahapan saya dalam berproses. Mencoba hal baru," ungkapnya.
Selain itu, dia mencoba untuk bermain-main dengan faktor emosi. Empat lukisan itu adalah wujud emosi manusia: marah, senang, sedih dan takut. Tiap emosi memiliki warnanya masing-masing. Kain perca bermotif bunga-bunga diolahnya dalam saputan warna putih-biru, yang berpadu dengan latar hitam-abu-abu.
Kain perca itu memberi nuansa garis-garis penghalang pada sosok figur yang digambarkan dalam ekspresi tertekan. Kesan "mata lebar" yang jadi ciri khas karya Pingki tetap dipertahankan. Basic Emotions merupakan langkah baru bagi Pingki, sebagai proses eksplorasinya yang patut ditunggu, bentuk awal dari arah lukisannya di kemudian hari.
Perupa Sherly Ozora, menuangkan tradisi Masquerade Ball. Yakni tradisi tari topeng di Italia, yang eksis sejak ratusan tahun lalu. Dalam Masquerade Ball, orang-orang menari sembari bermain, menebak identitas seseorang yang mengenakan topeng tersebut.
Sherly Ozora sedang menerangkan lukisannya pada para pengunjung.-Elvina Talitha Alawiyah-"
Masquerade Ball adalah tradisi unik. Saya tertarik mempelajarinya. Kemudian menuangkan tradisi itu lewat lukisan," ungkapnya. Seperti salah satu lukisannya berjudul Columbina, Commedia Dell'arte.
Ketiga lukisannya menampilkan objek kucing yang digambarkan lengkap dengan busana Eropa masa lalu, sembari memegang topeng. "Kalau kucing, itu hewan kesukaan saya," ujarnya. Lantas tersenyum.
Perupa Sherine Aprillia, tampil dengan tiga lukisan. Salah satunya berjudul Until The End. Dua hewan kuda laut saling melilitkan ekornya. Lukisan itu merupakan wujud kesetiaan antar pasangan. Seperti diketahui, kuda laut adalah hewan yang setia terhadap pasangannya. "Kuda laut itu monogami. Setia pada satu pasangan sampai mati," ungkapnya.
Sedangkan Grace Bruce, sama seperti Sherly, mengusung figur kucing. Seperti lukisan berjudul Kamu Nanyaakk dan Cuddle. Bagi Grace, kucing adalah hewan yang bersahabat. Dalam beberapa kejadian, kucing pun dapat setia pada majikannya. "Saya penyuka kucing juga. Hewan itu dalam berbagai mitologi, melambangkan kemuliaan serta keberuntungan," pungkasnya.
Tujuh perupa perempuan itu tak hanya berhenti pada gelaran Tujuh Bidadari saja. Ke depan, mereka berencana mengadakan pameran lagi, bahkan menggandeng anggota perempuan lain. (Guruh Dimas Nugraha)