Entrepreneurship University
Kampus tidak lagi sekadar tempat belajar ilmu murni, tetapi sekaligus harus mampu menyiapkan lulusan yang memiliki kualifikasi siap pakai di lapangan. Memang, beberapa fakultas adalah institusi pendidikan yang memfokuskan pada kajian ilmu murni dan sifatnya tidak siap pakai. Meski demikian, yang namanya lulusan plus perguruan tinggi mau tidak mau dituntut untuk link and match dengan kebutuhan pasar kerja.
Di era masyarakat post-industrial seperti sekarang ini, lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi tidak lagi cukup hanya menguasai keahlian teknis yang sempat dipelajari. Lulusan perguruan tinggi harus memiliki semangat kewirausahaan dan kepekaan terhadap perkembangan situasi pasar kerja. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang benar-benar mumpuni, yang perlu dikembangkan perguruan tinggi di Indonesia bukan hanya bagaimana melakukan redesign kurikulum untuk merespons perkembangan dunia industri.
Perguruan tinggi yang mampu merespons perubahan adalah perguruan tinggi yang sejak dini telah memikirkan bagaimana menghasilkan lulusan yang link and match dengan kebutuhan pasar kerja. Selain harus didukung para dosen yang memiliki mindset entrepreneurship, yang tak kalah penting adalah kesediaan perguruan tinggi untuk menyapa dan mengembangkan kerja sama dengan dunia industri yang solid.
Tidak mungkin mewujudkan entrepreneurship university bila kampus memilih bersikap soliter dan acuh tak acuh terhadap perubahan lingkungan ekonomi dan lingkungan sosial di sekitarnya. Kerja sama perguruan tinggi dan dunia industri harus berjalan paralel dan saling mengisi. Bagaimana pendapat Anda? (*)
*) Iman Prihandono, Dekan Fakultas Hukum, Universitas Airlangga **) Bagong Suyanto, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga