Di-Bully, lalu Mati, Tanggung Jawab Siapa?

Senin 22-05-2023,17:00 WIB
Reporter : Djono W. Oesman

Beberapa detik sebelum meninggal, napas bocah lelaki kelas II SD inisial MH, 9, megap-megap. Putus-putus. Ia menyebut nama (anak lelaki inisial AZ) kelas V, pengeroyoknya. Lalu, MH menutup mata untuk selamanya.

DRAMA kehidupan nyata itu terjadi di RS Hermina, Sukabumi, Jabar, Sabtu, 20 Mei 2023, pukul 08.00 WIB. Diceritakan langsung oleh kakek MH bernama Yusuf, 52, kepada pers, Minggu, 21 Mei 2023.

Yusuf: ”Ketika ia kami tanya, siapa yang melakukan (penganiayaan), ia menyebut nama (AZ). Tapi, kata-katanya tidak berlanjut karena ia sudah keburu tidak ada.” 

Kejadian itu disaksikan ortu MH dan Yusuf yang selama empat hari menunggui MH di RS. Kemudian, MH dimakamkan di desanya di Kecamatan Sukaraja, Sukabumi. 

Setelah pemakaman, keluarga MH melacak nama AZ di sekolah. Kondisi sekolah sudah libur. Dari penjaga sekolah, mereka mendapatkan empat nama dengan inisial tersebut. ”Ada empat anak yang namanya sama. Kami akan minta tanggung jawab sekolah karena kejadian penganiayaan di sekolah,” ujar Yusuf.

Kronologi kejadian, menurut Yusuf, sebagaimana berikut.

Senin siang, 15 Mei 2023, sepulang sekolah, MH langsung tidur. Itu di luar kebiasaan. Biasanya ia langsung main. Setelah bangun tidur, MH mengeluh ke ortu, ia pusing, dadanya sakit. Ortu tidak bertanya, apa yang terjadi di sekolah. Ortu mengira, MH sakit flu.  Disuruh banyak istirahat.

Selasa pagi, 16 Mei 2023, ortu mencegah MH sekolah, disuruh libur karena sakit. Namun, MH bersikeras minta sekolah. Ia mandi, sarapan, lalu berangkat sekolah.

Pulang sekolah, MH tambah sakit. Muntah-muntah. Wajahnya pucat, jalannya membungkuk. Keluarga memberikan obat daun-daunan yang direbus karena dikira sakit flu.

Rabu pagi, 17 Mei 2023, MH kejang-kejang seperti anak bayi demam tinggi. Suhu tubuhnya diraba, panas. MH dibawa ortu ke RS Primaya, tak jauh dari rumah.

Dokter memeriksa sekujur tubuh MH. Lantas, dokter bertanya ke ortu MH, bagaimana ceritanya anak itu bisa sampai begitu. Keluarga menjawab, menduga MH sakit biasa. Dokter mengatakan, hasil pemeriksaan luar, ada tanda penganiayaan.

Ortu kaget, lantas bertanya ke MH, siapa yang menganiaya? MH tak menjawab. Cuma diam. Merintih menahan sakit, katanya, di dada.

Lantas, dokter punya cara. Ortu dan kakek MH yang mengantar diminta dokter agar keluar dari ruang pemeriksaan. Dokter mengatakan, dirinya akan bertanya secara pelan-pelan ke MH. Mungkin saja MH akan berterus terang.

Keluarga MH keluar. Tapi, ngumpet di balik gorden, penasaran ingin mendengar pengakuan MH ke dokter. 

Terbukti jitu. MH cerita ke dokter, ia dikeroyok empat anak di sekolah pada Senin, 15 Mei 2023, atau dua hari sebelumnya. Di halaman sekolah. Ia dipukul dan ditendang, kena dada dan kepala. 

Kategori :