Di-Bully, lalu Mati, Tanggung Jawab Siapa?

Senin 22-05-2023,17:00 WIB
Reporter : Djono W. Oesman

Dilanjut, Selasa, saat di sekolah lagi, di dekat toilet, MH dikeroyok empat anak yang sama. Kali ini dihajar. MH jatuh ke tanah, kepalanya diinjak-injak empat anak itu. 

Dokter meneliti lagi ke bagian-bagian tubuh yang katanya dipukul, ditendang, diinjak-injak. Akhirnya, pihak RS Primaya menyatakan, MH tidak bisa ditangani di situ. Sebab, katanya, RS tersebut tidak menangani korban bullying. MH pun dirujuk ke RS Hermina, Sukabumi, yang punya peralatan medis pendukung.

Ortu membawa MH ke RS yang dirujuk. Tiba di sana, kondisi MH antara sadar dan tidak. Kesadarannya timbul tenggelam. Dokter bertanya ke keluarga tentang riwayat kejadian. Keluarga menceritakan cerita MH kepada dokter di RS Primaya. Lalu, MH dirawat di ICU.

Hari demi hari kondisi MH kian buruk. Pihak keluarga tidak tega menanyakan ke MH soal kronologi pengeroyokan. Keluarga cuma dapat info minim dari MH, bahwa pengeroyoknya para kakak kelas, empat orang. Itu pun dikatakan MH dalam ketakutan. Tanpa menyebut nama-nama.

Sabtu, 20 Mei 2023, pukul 07.59 WIB, kondisi MH sangat buruk. Napasnya megap-megap. Di situasi menyedihkan itu, keluarga bertanya lagi, siapa ketua penganiayanya? 

MH membuka mata, lalu menyebut nama (AZ). Kemudian, ia merem lagi. Beberapa detik kemudian, MH hilang napas, selamanya. Bocah cerdas itu meninggal dunia.

Keluarga minta penjelasan dokter tentang penyebab kematian. Semua data diserahkan dokter kepada keluarga.

Yusuf: ”Hasil periksa dokter, cucu saya mengalami luka pecah pembuluh darah. Dada retak dan tulang punggung retak. Luka dalam yang parah.”

Kapolsek Sukaraja Kompol Dedi Suryadi saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, kasus dugaan pengeroyokan MH belum dilaporkan pihak keluarga ke polisi. Namun, polisi akan menyelidiki.

Bullying terus terjadi. Belum ada riset, berapa jumlah kasus bullying per hari di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia?

Di hari yang sama ketika MH dihajar di sekolah di Sukabumi, di Jakarta juga terjadi bullying terhadap anak perempuan inisial A, 10, di Dam Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Kejadian tersebar di YouTube Selasa malam. Atau di hari yang sama ketika MH dianiaya. A dihajar tiga remaja cewek-cowok.

Ketua RT 14 Kalibaru Wahid yang dikonfirmasi wartawan menyatakan, dirinya sudah mendengar kabar bullying itu. Namun, ia belum mengetahui kronologinya secara lengkap.

Wahid: ”Jadi, kami dari pengurus RT 14 bisa dibilang soal tawuran seperti itu sudah lelah, Pak. Karena terlalu sering. Kami kewalahan menangani anak-anak ini.”

Tanpa riset, pengakuan Wahid menandakan bahwa bullying sudah terlalu sering di wilayah RT tempat tinggalnya. Indonesia darurat bullying.

Prof James Lehman dalam bukunya yang bertajuk The Total Transformation Program (2004) memaparkan gamblang, penyebab anak dan remaja jadi pelaku bullying. Siapa mereka? Bagaimana mereka dididik ortu? Terpenting, mengapa mereka bisa jadi begitu kejam?

Lehman, kelahiran 1946, adalah guru besar pendidikan anak dan remaja di Purdue University, West Lafayette, Indiana, Amerika Serikat (AS). Ia sangat terkenal di sana. Ia punya masa kecil dan remaja sangat suram. Ditinggal kedua ortu saat usia 18 bulan. Diadopsi orang. Saat remaja, ia keluar masuk penjara. Lantas, ia diterapi psikologis oleh negara (AS). Itulah titik balik Lehman jadi ”orang normal”, sampai jadi profesor.

Kategori :