NgejazzRek beruntung juga. Sebab, para musisi jazz kota ini merindukan ruang ekspresi baru yang dibangun tanpa beban. Festival yang menjadi forum presentasi karya mereka dalam bermusik. Menjadi ajang gojekan musisi dari berbagai kalangan dan asal muasal.
”Terima kasih. Kami diberi kesempatan untuk bertemu dengan komunitas lama kami. Ini jadi pertunjukan temu kangen,” kata Totok, drumer ACIDity band. Penggemarnya yang hadir berseragam mengenakan kaus dengan brand band tersebut.
Saya melihat wajah riang terpancar dari tokoh jazz Surabaya seperti Haryono (SweetSwingNoff), Yosan Gunawan (Jazz Centrum), Ucok (Fussion Jazz), Andi Bayou, dan Rio Sidik. Masih banyak para tokoh jazz yang berdatangan dan menjadikan NgejazzRek sebagai tempat reuni.
Melihat respons mereka, kami menjadi lebih bersemangat untuk menjadikan NgejazzRek sebagai sebuah forum. Sebagai wadah komunalisme dalam dunia urban. Menjadi tempat berinteraksi para musisi, penggemar, dan orang-orang kreatif.
Dengan demikian, NgejazzRek diharapkan bisa menjadi pendorong lahirnya ekosistem kreatif yang kolaboratif untuk menghasilkan harmoni. Ekosistem yang kami rasakan agak berkurang dalam beberapa dekade terakhir di kota ini.
Saya yakin arek-arek Suroboyo memimpikan ekosistem seperti itu. Bukan ekosistem yang selalu bernilai politis. Melainkan, ekosistem kreatif yang menguatkan budaya arek Suroboyo yang terkenal sangat kuat. Hanya ekosistem yang bagus dan kuat yang bisa melahirkan orang-orang kuat. (*)