Pembunuhan Angelina, Mengapa Cinta Terlarang Bisa Terjadi?

Minggu 11-06-2023,22:15 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Mayat terbungkus rapi itu dibuang ke jurang Gajah Mungkur, di dekat pembuangan sampah kawasan hutan tersebut. Jurang sedalam sekitar 30 meter. Namun, bungkusan itu tersangkut di batang pohon pada kedalaman sekitar 20 meter dari titik pembuangan.

Polisi langsung menggelandang Rochmat menuju kawasan Pacet, untuk menunjukkan titik lokasi pembuangan mayat.

Rabu, 7 Juni 2023, polisi di Polrestabes Surabaya  mengontak petugas keamanan hutan tahura, Raden Soerjo Syaiful Afif. Polisi memberitahukan, minta bantuan tim keamanan hutan untuk bersiap mencari mayat dibungkus karung putih. Pada posisi jurang Gajah Mungkur jalur Cangar–Pacet.

Petugas keamanan hutan segera siap. Petugas sudah mengidentifikasi bungkusan di kedalaman 20 meter itu sejak beberapa hari sebelumnya. Petugas tidak mengambil. Sebab, selain berada di dalam jurang, itu dikira bungkusan sampah. Sebab, lokasi tersebut dekat pembuangan sampah.

Polisi tiba di lokasi pukul 13.00, jenazah dievakuasi bersama tim tahura. Langsung dibawa ke RSUD dr Soetomo, Surabaya. 

Polisi bertanya soal motif tersangka membunuh. Dijawab, tersangka kesal karena minta utang duit ke korban, tapi tidak diberi. 

AKBP Mirzal: ”Sementara, motif sesuai pengakuan tersangka adalah minta utang ke korban, tapi tidak diberi. Tersangka juga melarikan mobil Xpander milik korban, dan sudah digadaikan.”

Rochmat masih disidik lebih lanjut. Polisi menggali, adakah tersangka lain? Dari segi fisik tersangka dan korban, tampaknya tersangka bisa membunuh sendirian sekaligus membuang jenazah korban.

Mengherankan, Angelina sudah empat tahun kenal dan diduga pacaran dengan Rochmat. Mestinya, Angeline tahu bahwa asmara terlarang itu membahayakan. Juga, pastinya Angelina paham karakter Rochmat. Mengapa dia mau?

Sheila Isenberg dalam bukunyi yang berjudul Women Who Love Men Who Kill (New York, 1991) mengulas, mengapa banyak wanita nekat menjalin hubungn intim dengan pria yang diketahui kriminal atau berpotensi kriminal. Buku itu best seller di Amerika Serikat (AS) karena hasil riset dan tema itu unik.

Isenberg kelahiran Hudson, Negara Bagian New York, AS, 1943, mantan wartawan kriminal. Risetnya yang dibukukan itu bermula dari keheranan Isenberg pada wanita yang mau menikah dengan pembunuh sadis yang sudah dipenjara seperti Theodore Bundy, Christ Watts, Charles Manson, dan Jeffrey Dahmer. 

Lalu, Isenberg mewawancarai 35 wanita yang menjalin cinta dengan penjahat dan pria yang berpotensi jadi penjahat. Isenberg melakukan observasi partisipatif atau penelitian terlibat. Narasumbernya didekati, hidup bersama dalam interview sampai beberapa pekan. Satu per satu.

Hasilnya, para wanita itu bukan orang bodoh. Rata-rata berpendidikan tinggi. Bahkan, ada yang pengacara wanita terkenal di sana. Mau terlibat intim, bahkan jatuh cinta, kepada penjahat atau calon penjahat.

Isenberg: ”Banyak wanita yang rentan terhadap hubungan ini, tahu persis apa yang mereka hadapi. Mereka juga tahu, risiko apa yang bakal dihadapi. Tapi, mereka rela mengorbankan segalanya demi cinta tanpa harapan atau janji, atau penyempurnaan.”

Dilanjut: ”Para wanita itu merasa, melihat sosok perkasa yang dikira bisa melindungi. Padahal, mereka tahu bahwa pria itu pembunuh atau berkarakter seperti pembunuh. Kalau si pembunuh sudah dipenjara, para wanita tersebut merasa bisa mengendalikan pria macho itu, yang sudah terbelenggu penjara.”

Kesimpulan yang kurang logis itu menarik minat media massa di sana untuk mewawancarai Isenberg.

Kategori :