Mayat Mutilasi Dalam Tas Kresek Hijau

Rabu 14-06-2023,16:47 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Mayat pria ini terberai. Potongan tubuh, tanpa dua tangan-dua kaki, ditemukan di selokan Trosobo, Sidoarjo, Jatim, Sabtu, 10 Juni 2023. Potongan dua tangan-dua kaki ditemukan di Jalan Sukolilo, Surabaya, Senin, 12 Juni 2023. Masih diteliti, apakah itu klop (match)?

IDENTIFIKASI sederhana penguat dugaan bahwa potongan badan dari dua lokasi itu klop adalah keduanya sama-sama dibungkus tas kresek hijau.

Warsini, pemilik warung kopi pinggir jalan di bawah flyover Trosobo, Sidoarjo, tepatnya dekat pos polisi, merasa mencium bau busuk pada Jumat pagi, 9 Juni 2023. Saat dia baru membuka warung. Tapi, dia tak menghiraukan.

Warsini kepada wartawan mengatakan, ”Saya kira bau sampah di got (selokan). Saya biarkan.”

Sabtu, 10 Juni 2023, bau itu kian menyengat. Warsini mencari tahu di got. Tampak bungkusan besar plastik kresek warna hijau. Lalu, dia memberi tahu warga sekitar soal itu. Datanglah dua pemuda untuk memeriksa.

Bungkusan dikorek-korek dengan sebatang kayu. Terbuka sedikit. Tampak sesuatu warna putih. Dikorek lebih lebar. Bau busuk menyergap keras. Ternyata itu daging membusuk. Sesuatu warna putih itu adalah usus manusia terburai.

Warga lapor polisi. Polisi pun tiba pukul 12.00 WIB. Dievakuasi, tampaklah potongan tubuh dengan kepala manusia. Tanpa kedua tangan, tanpa kedua kaki. Spontan warga sekitar heboh. Jenazah segera dikirim ke RS Bhayangkara Porong, Sidoarjo.

Kasatreskrim Polresta Sidoarjo AKP Tiksnarto Andaru kepada wartawan, Minggu, 11 Juni 2023, mengatakan, ”Mayat laki-laki tanpa tangan dan kaki. Kami sedang proses autopsi, mencari identitasnya.” 

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara, Porong, yang juga Kepala Forensik AKBP dr Eko Yunianto kepada wartawan, Senin, 12 Juni 2023, menjelaskan hasil autopsi sementara.

Mayat laki-laki usia 20 sampai 30 tahun. Tanpa kedua kaki, tanpa kedua tangan. Waktu kematian tiga sampai lima hari sebelum ditemukan. Warna kulit sawo matang. Wajah oval. Rambut hitam lurus, panjang 13 sentimeter. Kondisi wajah sulit dikenali karena pembusukan.

Pada tubuh tidak ada tato, juga tanpa tindik di kuping. Perawakan cukup tinggi, atletis, tapi tidak terprediksi tinggi tubuh tanpa kaki.

Tampak tanda kekerasan benda tumpul pada kepala dan leher. Diperkirakan, pria itu sudah mati saat dimutilasi. Penyebab kematian diperkirakan akibat pukulan benda tumpul pada leher.

AKBP dr Eko: ”Dari pemeriksaan tulang, kami temukan tanda kekerasan di daerah kepala dan leher. Pukulan keras pada leher diduga sebagai penyebab kematian.”

Pemotongan sangat rapi. Persis di persendian pangkal kedua lengan, juga persis di persendian pangkal paha, perbatasan dengan pinggul. Alat potong diduga logam kecil sangat tajam, semacam pahat. 

Eko: ”Alat pemotong bukan benda besar semacam gergaji atau golok atau kampak, melainkan benda kecil tapi sangat tajam. Kami duga pemotongan hanya bisa dilakukan orang yang ahli.”

Kategori :