HARIAN DISWAY - Satelit Republik Indonesia atau PSN Satria-1 berhasil meluncur orbit geostasioner bumi dari pangkalan Cape Canaveral Space Force Station di Orlando, Florida Amerika Serikat.
Satria 1 meluncur pada hari Minggu 18 Juni pukul 06.21 UTC-4 waktu setempat atau Senin 19 Juni sekitar pukul 06.00 WIB dengan Roket Falcon 9 yang dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.
Peluncuran sempat tertunda 17 menit dari jadwal semula pukul 06.04 UTC-4 waktu setempat atau Senin 19 Juni 2023 WIB pukul 05:04 WIB. Namun demikian, Satria-1 masih dalam time window peluncuran.
BACA JUGA:Puan-AHY Sekarang Bestie Tapi Tetap Beda Koalisi
BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Ruh Balai Pemuda Tumbuh di Perut Bumi (1)
Pelepasan Tahap Kedua Mesin Utama Satria-1 – Youtube Kemkominfo TV--https://www.youtube.com/@KemkominfoTV
Launch Director Kompleks Peluncuran Antariksa 40 (SLC-40) memulai hitung mundur pada pukul 06.21. “Three, two, one… ignition, liftoff,” seru Lauch Director sebagaimana yang disiarkan langsung oleh SpaceX.
PSN Satria digendong oleh roket Falcon 9 dari SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, roket dua tingkat yang dikenal karena bisa mendarat kembali setelah mengantarkan satelit ke orbit bumi.
Satria-1 akan dipantau oleh Thales Alenia Space untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik dan ditargetkan akan berfungsi secara bertahap mulai Januari 2024.
Satria-1 ini merupakan satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia yang sukses meluncur ke angkasa.
Satria 1 disiapkan untuk mengorbit di 146 Bujur Timur (BT) untuk memperkuat layanan internet yang lebih cepat bagi masyarakat Indonesia di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
BACA JUGA:Inovasi Virtual Tour Antar Jatim Raih Tourism Entrepreneurial Award 2023
BACA JUGA:ODGJ Dibunuh Anak-Remaja Diduga Gila
Sambutan Kepala Litbang SDM Kemenkominfo Hari Budiarto Pada Peluncuran Satria 1 (19/6)– Youtube Kemkominfo TV--https://www.youtube.com/@KemkominfoTV
Selain itu, satelit ini rencananya juga akan dimanfaatkan untuk layanan publik dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan yang belum mendapatkan akses internet cepat melalui jaringan serat optik atau Stasiun Basis Penerima (BTS).