Dalam sambutannya yang dibacakan oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Tulungagung, Maryoto mengharapkan Kampung Bahasa Mandarin bisa berkembang pesat dan membawa manfaat seluas-luasnya.
BACA JUGA:Festival Seni Majakarta Art di UNIM Mojokerto
Tentu, selain mendapat respons positif, juga ada yang masih menaruh kekhawatiran.
"Banyak yang khawatir dengan nanti kalau Kampung Bahasa Mandarin jadi makin besar dan makin banyak orang dari berbagai tempat yang datang ke Tumpuk sini, malah terjadi pergeseran moral. Gampang, bisa kita kontrol. Yang sulit kalau kita tidak mau membuka diri, jelas kita tidak akan maju," tegas Murpin.
Menjawab kekhawatiran dimaksud, Novi Basuki dalam sambutannya menceritakan pengalamannya selama berkuliah di Tiongkok. "Saya sepuluh tahun di Tiongkok yang komunis, tapi pulang-pulang tetap berkopiah dan ke masjid," papar Novi, pengasuh rubrik Pepatah Tiongkok Harian Disway.
Kini, sekitar 20 orang peserta didik gelombang pertama mulai belajar di Kampung Bahasa Mandarin yang grand launching-nya dihadiri ratusan orang dari pemkab, DPRD, perangkat desa, kecamatan, tokoh masyarakat, pemuka agama, PSMTI, dan akademisi ini.(*)