JAKARTA, HARIAN DISWAY - Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola hidup lagi. Pengumuman itu disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo usai merayakan Hari Bhayangkara ke-77 di GBK, Jakarta, pada Sabtu, 1 Juli 2023.
"Dalam rangka mengawal kompetisi sepak bola yang adil dan berkualitas, kami akan mengaktifkan kembali Satgas Antimafia Bola," tegas Jenderal Sigit. Satgas Antimafia Bola adalah program kerjasama Polri dan PSSI. Ketum PSSI Erick Thohir beberapa kali menggelar rapat dengan jajaran kepolisian untuk memperkuat sistem persepakbolaan Indonesia.
Setidaknya ada lima cara kerja mafia bola yang merusak sportifitas dalam sepak bola:
Pengaturan Skor: Mafia bola dapat mengatur skor pertandingan dengan membayar pemain, ofisial, atau pihak terkait lainnya untuk mempengaruhi hasil pertandingan. Mereka dapat mempengaruhi pemain untuk tidak bermain dengan kemampuan terbaiknya atau melakukan kesalahan yang disengaja.
Penipuan dalam Transaksi Pemain: Mafia bola dapat terlibat dalam transfer pemain dengan tujuan memperoleh keuntungan finansial yang tidak sah. Mereka dapat menipu, memalsukan dokumen, atau menggunakan agen pemain yang korup untuk mengatur transaksi pemain.
BACA JUGA:Kanjuruhan, Tragedi Sepak Bola Indonesia
BACA JUGA:Gebrakan Erick Thohir di PSSI: Gandeng Kapolri Berantas Mafia Bola
Pengaruh dalam Manajemen Klub: Mafia bola dapat mencoba untuk mengendalikan manajemen klub dengan cara mempengaruhi keputusan-keputusan penting, seperti pemilihan pelatih atau transfer pemain. Mereka dapat memanfaatkan koneksi politik atau finansial untuk memperoleh kekuasaan dalam klub.
Perjudian Ilegal: Mafia bola sering terlibat dalam jaringan perjudian ilegal yang terkait dengan pertandingan sepak bola. Mereka dapat menjalankan operasi taruhan ilegal dan memanipulasi peluang taruhan untuk memperoleh keuntungan.
Pencucian Uang: Mafia bola juga sering menggunakan industri sepak bola sebagai cara untuk mencuci uang hasil kegiatan ilegal mereka. Mereka dapat menyamaratkan uang kotor melalui transfer pemain atau sponsor klub.
Rekaman video situasi saat tragedi kanjuruhan diputar di PN Surabaya-Boy Slamet - Harian Disway-
Jenderal Sigit menegaskan komitmennya untuk turut meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Tanpa ketegasan polisi, Mafia Sepak Bola bakal merajalela. Apalagi, pelakunya sering kali berasal dari luar negeri. Perlu kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI untuk mengatasinya.
Selain itu, Listyo Sigit juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi sistem keamanan pertandingan olahraga. "Polri sedang melakukan penyempurnaan manajemen keamanan kompetisi olahraga dengan menerapkan standar internasional," ujarnya.
Peraturan Kepolisian (Perpol) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Olahraga juga bakal disesuaikan. Tahun lalu, aturan tersebut jadi sorotan karena tidak sesuai dengan Regulasi FIFA. Terutama dalam penggunaan gas air mata di dalam stadion.
"Melihat kejadian di Kanjuruhan beberapa waktu lalu, yang merupakan perhatian kita bersama, kami tidak boleh mengulanginya di masa depan," kata Kapolri. Ia juga menggandeng pengajar dari Conventry University Inggris ke Mabes Polri untuk menggelar kursus Manajemen Pengamanan Stadion 1 Februari 2023 lalu. Diharapkan, semua langkah itu membawa angin perubahan di persepakbolaan Indonesia. (*)