Pemerkosa di dalam penjara paling dimusuhi penjahat. Pria AR, 51, pemerkosa anak kandung di Depok, tewas di tahanan Polres Depok Sabtu, 8 Juli 2023. Ia dikeroyok delapan tahanan tanpa alasan jelas. Para pengeroyok jadi tersangka dobel, ditambah perkara awal mereka.
RISIKO jadi tahanan atau narapidana, antara lain, dihajar sesama penjahat di dalam sel. Meski ada penjaga, itu gampang terjadi.
Wakasatreskrim Polres Metro Depok AKP Nirwan Pohan dalam jumpa pers di Mapolres Depok Senin, 10 Juli 2023, menjelaskan, pengeroyoknya delapan orang tahanan. Yakni, MY, PAN, FA, HN, AN, HLG, MF, dan FNA.
Selasa, 4 Juli 2023, AR ditahan karena terbukti memerkosa anak kandung. Ia ditahan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Depok.
Sabtu pagi, 8 Juli 2023, ia dipindah ke ruang tahanan umum. Tempat para penjahat aneka kejahatan. Sekitar pukul 14.20 WIB, AR ia dipanggil MY. Diminta masuk ke sel nomor tiga, tempat MY. Yang dipanggil masuk sel nomor tiga.
AKP Nirwan: ”Selanjutnya, tersangka MY bertanya kepada korban tentang kasusnya. Dijawab korban, kasus persetubuhan terhadap anak kandung sendiri.”
MY langsung memukuli, menendang AR sampai tergeletak di lantai sel. Waktu itu penjaga sel sedang tidak di tempat.
BACA JUGA:Ibu Negara Komentari Pemerkosa
BACA JUGA:Kasus Pemerkosaan yang Diseriusi Pejabat Tinggi
BACA JUGA:Kebiri Pemerkosa, Jalan Panjang Berliku
Dilanjut: ”Tidak berselang lama, datang tersangka FA dan menanyakan hal yang sama tentang kasusnya. Dan setelah dijawab kasus persetubuhan terhadap anak kandung sendiri, langsung korban dihajar lagi.”
Penganiayaan itu tidak terlalu berisik. Hanya terdengar suara korban: Ah… uh… saja. Namun, para tahanan di situ paham bahwa ada tahanan pemerkosa yang sedang dihajar.
Dilanjut: ”Karena menjadi pusat perhatian sesama tahanan, selanjutnya datanglah para tahanan lain, PAN, HN, HLG, MF, FNA, dan AN. Di antara mereka ada yang mengatakan: ”Oh, ini ya yang merkosa anak kandungnya sendiri.”
AR dihajar beramai-ramai. Dengan pukulan tangan, tendangan, juga yang menggunakan pipa besi. Pukulan-tendangan banyak diarahkan ke kemaluan korban. Meski korban sudah menutupi area kemaluan, tapi dibuka paksa. Dihajar habis.
AR pun pingsan. Sampai di sini, polisi penjaga sel belum muncul. Maka, AR diseret para tahanan menuju toilet yang ada di sekitar sel itu juga. Di situ AR diminumi air keran. Maksudnya, ditolong biar sadar dari pingsan.