JAKARTA, HARIAN DISWAY - Panasnya cuaca di Madinah pasca periode puncak haji (Armina) membawa resiko Penumonia di kalangan Jamaah Haji.
Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melaporkan Pneumonia yang semakin marak di kalangan Jamaah haji pasca Armina.
Jubir PPIH Pusat Akhmad Fauzin mengatakan, suhu di Tanah Suci berpengaruh pada kondisi fisik dan kesehatan jemaah. Terlebih setelah menjalani puncak haji Armina, kondisi sebagian jemaah haji masih kelelahan sehingga kasus jemaah mengalami Pneumonia meningkat.
BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (29): Jemaah Haji Berburu Jasa Kargo yang Cepat dan Murah
“Karenanya, PPIH khususnya bidang kesehatan mengimbau jemaah haji untuk disiplin pola hidup bersih dan sehat,” kata Fauzin Kamis, 13 Juli.
Untuk itu, Akhmad menyarankan para Jamaah untuk memakai masker, menghindari kontak fisik terutama dengan jemaah haji lain yang batuk atau pilek, serta mencuci tangan pakai sabun.
Karena cuaca panas di Madinah juga, kata Fauzin, jemaah khususnya saat ziarah perlu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa payung atau topi, pelembab bibir dan tabir surya.
BACA JUGA:Bandara Kertajati Mulai Ramai Layani Kedatangan Jamaah Haji
BACA JUGA:Jamaah Dapat 10 Liter Air Zamzam, Dibagikan Lewat Kantor Kemenag Kabupaten/Kota
“Selalu membekali dengan air mineral, minum yang cukup, jangan menunggu haus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas khususnya petugas kesehatan untuk konsultasi dan penanganan kesehatan bila dibutuhkan,” ucapnya.
Fauzin melaporkan fase kepulangan jemaah hingga hingga tanggal 12 Juli 2023 pukul 24.00 WIB, jamaah gelombang I yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 57.251 orang, tergabung dalam 149 kelompok terbang (kloter).
“Pada 13 Juli 2023 jemaah gelombang I yang diberangkatkan ke Tanah Air dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah berjumlah 6.325 jemaah atau 17 kloter,” kata dia.(*)