Pesan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Peringatan Harganas Jateng

Kamis 13-07-2023,22:23 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di tingkat Provinsi Jawa Tengah.  Hasto Wardoyo menekankan pentingnya membangun keluarga dalam sambutannya.

"Keluarga sebagai madrasah pertama. Maka kami titip, agar keluarga menjadi garda terdepan dan paling pertama, dengan 8 fungsi utama keluarga bisa dioptimalkan," kata Hasto.

Menurut Hasto Wardoyo, keluarga memainkan peran penting dalam mengubah nilai-nilai leluhur, yang saat ini mulai hilang di kalangan remaja. Keluarga memiliki pekerjaan rumah yang besar, yang membawa nilai-nilai luhur nenek moyang ke dalamnya. Keluarga adalah satu-satunya sumber ramah tamah dan Tut Wuri Handayani.

"Siapa lagi yang bisa menyampaikan kalau bukan keluarga. Anak-anak sekarang sudah nggak mengerti sama itu. Padahal pitutur pitutur itu sangat luar biasa. Siapa lagi yang bisa menyampaikan hal itu, kalau bukan kita keluarga," tegas Hasto Wardoyo.

Keluarga identik dengan sosok bapak, ibu, dan anak. Namun bukan berarti anak yang sudah ditinggal bapak atau ibunya, atau orang tuanya cerai tidak bisa bahagia.

Ia menyatakan bahwa angka perceraian di seluruh negeri meningkat sebesar 580 ribu di tahun 2021, dan tren ini meningkat selama pandemi Covid-19. Hasto menyatakan bahwa tugas penyuluh KB adalah untuk memberi contoh kepada masyarakat. Mereka tidak boleh mencontohkan perceraian atau memberikan contoh lain yang tidak baik.

BACA JUGA:Persatuan Guru NU Bantu BKKBN Cegah Stunting, Edukasi Bahaya Pernikahan Dini

BACA JUGA:Hari Kependudukan Dunia 2023, Kepala BKKBN: Masyarakat Jadi Kuat Saat Perempuan dan Anak Diberdayakan

Hasto Wardoyo berpendapat bahwa semua orang berhak untuk mewujudkan keluarga yang aman, mandiri, dan bahagia, baik penyuluh KB maupun masyarakat umum. Jadi, salah satu cara untuk mencapai cita-cita tersebut adalah dengan makan bersama.


Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di peringatan Harganas yang digelar di Jateng.-BKKBN-

Hasto Wardoyo menyatakan bahwa dalam hal masalah stunting, Indonesia menggunakan standar internasional WHO untuk menghitung tingkat stunting negara, yang menurut WHO memiliki batasan kurang dari 20%.

"Secara Nasional, target angka penurunan stunting tahun ini (2023) di 17 persen dari tadinya 21,6 persen. Saya yakin di akhir tahun ini kita akan lebih extra kerja keras untuk menurunkan stunting," ungkap Hasto.

Dalam Harganas ke-30, K.H. Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jawa Tengah, menyatakan bahwa untuk mengentaskan stunting, tidak cukup hanya mengatasi stunting. "Tidak boleh hanya menurunkan stunting. Karena masuknya stunting ini saling bersinggungan, mulai dari pola pengasuhan keluarga hingga kondisi rumah dan sanitasi," katanya.

Dia menyatakan bahwa ini sesuai dengan program BKKBN yang sedang berhasil mengawasi program Bangga Kencana, yang, menurut arahan Presiden Joko Widodo, bertujuan untuk menurunkan stunting di angka 14% pada tahun 2024.

Taj Yasin menyatakan bahwa di Jawa Tengah ada program Jo Kawin Bocah dan Perda untuk ketahanan keluarga. Mereka bekerja sama antara budaya dan agama untuk mencegah stunting, perceraian, termasuk kemiskinan, dan yang paling parah setelah Covid-19.

Kategori :