Rekor Suhu Panas, Warga Amerika-Eropa-Tiongkok seperti Terpanggang

Jumat 14-07-2023,21:31 WIB
Reporter : Lina Nurmasela
Editor : Doan Widhiandono

HARIAN DISWAY – Musim panas baru saja dimulai di belahan bumi utara. Tetapi, suhu sudah begitu tinggi. Panas menyengat kulit. Gelombang panas secara brutal melanda sebagian wilayah Eropa, Amerika, hingga Tiongkok. Itu dinilai sebagai ancaman nyata perubahan iklim belakangan ini.

 

National Weather Service (NWS), badan layanan informasi cuaca di AS, sampai bertindak. Mereka mengeluarkan peringatan serangan panas ekstrem pada lebih dari 100 juta warganya.  Dalam peringatan pada Kamis, 13 Juni 2023 itu, NWS menyatakan bahwa gelombang panas akan melanda Arizona, California, Nevada, dan Texas.

Daniel Swain, ilmuwan iklim dari Universitas California di Los Angeles (UCLA) menyoroti Death Valley, salah satu gurun di bagian selatan Californya. Kata Swain, suhu di sana bisa mencapai atau melebihi rekor suhu terpanas yang pernah tercatat di bumi.

 

Begitu pula di Eropa. Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Polandia begitu kepanasan. Menurut Agence France-Presse, Benua Biru itu dibekap suhu mencapai 48 derajat Celsius. Kata Badan Antariksa Eropa, panas itu akan berpotensi menjadi rekor terpanas di Eropa.

 

BACA JUGA : Kepala BMKG: Bumi Semakin Panas Dalam 8 Tahun Terakhir

BACA JUGA : Cuaca Makin Panas, Ini 8 Tip Untuk Jaga Kondisi Agar Tetap Fit

BACA JUGA : Antisipasi Suhu Panas di Seluruh Negeri, Siswa Malaysia Pakai Baju Olahraga

 

Sementara itu, menurut BBC, Italia mencapai suhu 48,8 derajat Celsius. Pemerintah pun mengeluarkan peringatan level tertinggi—peringatan merah—untuk 10 kota. Termasuk Roma, Bologna, dan Florence.

 

Wilayah Afrika Utara juga sedang menghadapi gelombang panas yang tidak lazim. Badan Meteorologi di Maroko (Maroc Meteo) sampai mengeluarkan peringatan suhu ekstrem di bagian selatan negara tersebut.

 

Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO) Petteri Taalas menegaskan bahwa cuaca panas itu bersumber dari perubahan iklim. ’’Sayangnya, hal ini dianggap hal biasa,’’ ucapnya.

 

Dikutip dari AFP sekretaris Jendral World Meteorological Organization (WMO) Petteri Taalas menyatakan bahwa timbulnya cuaca panas yang ekstrim berasal dari  pemanasan iklim. “sayangnya hal ini menjadi hal yang dianggap biasa” ungkapnya.

 


Turis di dekat Coloseum, Roma, berpayung karena terik matahari.-ALBERTO PIZZOLI-AFP-

 

Menurut WMO, panas berlebihan merupakan salah satu fenomena cuaca yang paling mematikan. Itu terbukti dari penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature Medicine. Diperkirakan, kematian akibat panas pada summer 2022 di Eropa mencapai 61.672 orang. Mayoritas korban adalah perempuan.

 

Media NPR mengatakan bahwa suhu pada musim panas 2022 itu adalah yang tertinggi dalam sejarah benua Eropa.

 

Rekor panas ekstrem yang pernah tercatat oleh WMO adalah 56,7 derajat celsius di Death Valley, California, pada 1913. Tetapi, Daniel Swain punya pendapat lain. Ia mengatakan bahwa angka 54,4 derajat celsius yang tercatat pada 2020 dan 2021 sebagai rekor yang terbaru.

 

Berdasar laporan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), suhu air di lepas pantai selatan Florida telah melampaui 32 derajat Celcius (90F).

 

Salah satu penyebab kekacauan suhu itu adalah fenomena El Nino yang terjadi secara periodik, setiap dua hingga tujuh tahun. Penandanya adalah suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya. Utamanya di wilayah tengah Pasifik dan timur, di dekat khatulistiwa. Fenomena itu berlangsung selama sekitar 9-12 bulan. ( Lina Nurmasela )

 

Kategori :