Kolaborasi TNI AL, BKKBN dan Pemprov Jatim untuk Tekan Stunting

Selasa 18-07-2023,21:09 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Doan Widhiandono

SUMENEP, HARIAN DISWAY - Mencegah lebih mudah ketimbang menangani stunting. Karena itu, masyarakat harus memahami penyebab stunting dan cara untuk mencegah itu terjadi pada anak mereka. Salah satunya dengan tidak menikah di bawah usia 20 tahun.

 

Karena itu TNI AL berkolaborasi dengan BKKBN dan Pemprov Jatim melakukan program: Keluarga Keren Bebas Stunting. Di program itu, dilakukan edukasi gizi dan stunting, penyuluhan Keluarga Berencana, masak menu sehat, bakti sosial dengan menyerahkan paket menu sehat untuk stunting dan ibu menyusui.

 

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, ada 26.309 perempuan menikah yang melapor ke BKKBN. Namun 1.675 orang di antaranya masih di bawah usia 20 tahun. Bahkan, ada 3.950 perempuan sudah menikah yang berpotensi melahirkan anak stunting. Penyebabnya, calon ibu tersebut memiliki tubuh kurus akibat gizi yang kurang tercukupi.

 

“Saya punya alamatnya dan nama-namanya. Yang anemia ringan juga cukup banyak. Mereka-mereka ini kalau hamil anaknya stunting,” kata Hasto, di Pendopo Kabupaten  Sumenep, Selasa, 18 Juli 2023.

 

Intervensi yang harus dilakukan oleh pemerintah setempat adalah memberi bantuan makanan bergizi dan pengecekan kesehatan secara berkala melalui posyandu.

 

BACA JUGA : Cara BKKBN Cegah Stunting: Pencegahan 80 Persen Lebih Efektif

BACA JUGA : Jatim Targetkan Stunting Turun Hingga 18,4 persen Tahun Ini

 

Fakta-fakta tersebut harus menjadi perhatian semua pihak apabila ingin menurunkan prevalensi stunting nasional dari 21,6 persen menjadi 14 persen secara nasional pada 2024.

 

Target penurunan stunting itu menjadi agenda penting untuk menyukseskan bonus demografi 2045. Yaitu menciptakan generasi emas Indonesia. “Sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan produktif,” katanya.

 

Hasto juga mengutarakan, pihak Kementerian Kesehatan pada Bulan September nanti akan mengecek angka stunting secara nasional. Ia optimistis angka stunting bisa turun jadi 17 persen di akhir tahun. “Kalau akhir tahun 17 persen, maka 2024 bisa 14 persen,” ucapnya.

 

Tiga ciri-ciri anak stunting. Di antaranya, kecerdasan kurang dan tidak sehat. Pertumbuhan badan tidak normal. “Jika target penurunan stunting itu gagal, maka akan mempengaruhi misi Indonesia untuk menciptakan generasi emas pada 2045,” ungkapnya.

 

Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengungkapkan, di daerah yang dipimpinnya itu masih sangat banyak kasus pernikahan dini. Berdasarkan catatan pengadilan agama (PA) Kabupaten Sumenep, sejak Januari-Juni 2023, sebanyak 122 mendapat dispensasi nikah.

 

Sedangkan di 2022, tercatat ada 313 anak yang mendapat dispensasi nikah. Pernikahan dini memang menjadi fokus utama pemkab Sumenep. “Kami terus dorong untuk tidak terjadi lagi pernikahan dini,” ungkapnya.

 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menambahkan, kolaborasi TNI AL bersama BKKBN ini menjadi langkah yang efektif untuk menurunkan stunting di seluruh kabupaten-kota di Jatim.

 

Data prevalensi stunting di Jatim mengalami penurunan yang konsisten dalam tiga tahun terakhir. Di 2020, prevalensi stunting di Jatim mencapai 25,6 persen. Kemudian 2021 turun 23,5 persen, dan di 2022 kembali turun menjadi 19,2 persen.

 

Sementara, berdasarkan data survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan Sumenep merupakan salah satu kabupaten/kota dengan prevalensi stunting masih di atas angka Jatim. Sebesar 21,6 persen.

 


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri), Ketua BKKBN Hasto Wardoyo (tengah) dan Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali ketika tiba di Sumenep, 18 Juli 2023.-Michael Fredy Yacob-Harian Disway-

 

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan, TNI AL juga mengerahkan Kapal Bantuan Rumah Sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992. Melibatkan 136 tenaga kesehatan.

 

Mereka melaksanakan operasi kemanusiaan, berupa bantuan kesehatan bagi masyarakat. Bantuan Kesehatan yang dilaksanakan di antaranya operasi besar (major), bibir sumbing, khitanan, operasi katarak, hingga pengobatan gigi dan mulut.

 

Kegiatan itu dilaksanakan selama dua hari, pada 18-19 Juli 2023, di Kabupaten Sumenep Madura dan Pulau Masalembu. “Diharapkan program tersebut dapat mendukung pemenuhan asupan gizi anak-anak,” ungkap jenderal bintang empat itu.

 

Kegiatan ini juga dilakukan serentak di 14 Lantamal di Indonesia. Juga melibatkan unsur KRI untuk menjangkau pulau terpencil dan terluar. Sehingga, makanan dan obat-obatan itu dapat tersalurkan dengan baik ke ibu hamil dan anak. (Michael Fredy Yacob)

Kategori :