JAKARTA, HARIAN DISWAY - Penentuan calon wakil presiden (cawapres) dari tiga koalisi dinilai terlalu lama. Ini disebabkan oleh kekuatan elektabilitas tiga capres imbang. Dan penentunya justru di tangan Presiden Joko Widodo.
Termasuk posisi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Hubungan dengan Gerindra sudah berlangsung hampir setahun. Tetapi, hingga kini tak kunjung dideklarasikan berpasangan dengan Prabowo Subianto.
“Yang punya sejarah panjang ya dengan PDIP, sejak kelahiran PKB,” kata Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid dalam Serial Talkshow bertajuk PKB Mendengar, Gus Imin Pilih Siapa? disiarkan virtual melalui channel YouTube PKB, Selasa, 1 Agustus 2023.
Setidaknya sudah sepuluh tahun berkoalisi dengan partai berlogo banteng moncong putih. Sebagaimana sebelumnya dengan Partai Demokrat. Sedangkan dengan Partai Gerindra sejak Prabowo bergabung ke pemerintahan Jokowi.
Makanya, kata Jazilul, hubungan yang terhitung masih baru dengan Gerindra itulah yang membuat keputusan terlalu lama. Tapi, yang jelas, ia memastikan PKB akan tetap setia. Asal Gerindra juga tak membelot. “Lu sebelas, gue dua belas. Lu gak jelas, gue lepas,” kelakarnya disambut tawa hadirin.
Jazilul menghendaki agar partainya tidak terlalu bergantung pada Gerindra. Seolah ingin mencarikan tempat yang lebih bebas untuk PKB. Apalagi, Cak Imin–sapaan karib Muhaimin Iskandar– juga dilirik PDIP.
Tetapi, pandangan sebaliknya disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda yang juga menjadi pembicara. Ia meminta supaya Jazilul lebih sabar. Lantaran hubungan PKB dan Gerindra adalah hubungan terbaik ketimbang koalisi lain.
Ada beberapa indikasinya. Yang jelas, kedua partai saling membutuhkan. Terutama untuk memenuhi syarat presidential threshold 20 persen. Dari segi mesin politik juga saling melengkapi.
BACA JUGA:Muhaimin Antre Bertemu Megawati, Pastikan Koalisi PKB-Gerindra Masih Solid
BACA JUGA:Gerindra: Cawapres Prabowo Terserah Muhaimin
PKB memenangkan Pemilu 2019 di Jawa Timur. Juga mendulang suara terbanyak kedua di Jawa Tengah. Sedangkan Partai Gerindra menguasai di Jawa Barat dan Banten. “Ini kondisi terbaik untuk menghadapi Pemilu 2024. Prabowo kalah dua kali karena nggak dapat di Jatim dan Jateng,” ujar ketua komisi X DPR RI itu.
Tentu, bila Gerindra tak jadi dengan PKB akan ada partai lain yang menyusul. Tetapi, partai lain tak akan bisa menjadi pelengkap kebutuhan bagi Gerindra. Misalnya, akan bereuni dengan PAN dan Golkar. Tetapi, Syaiful menjamin tak akan ada efek apapun bagi PKB.
Pembahasan inilah yang masih terus berlangsung dengan Gerindra. Keduanya saling butuh. Selain itu, hanya Prabowo dan Cak Imin yang sama-sama menjadi matahari tunggal di masing-masing partai. Setidaknya dari sembilan partai yang lolos parliamentary threshold.
Artinya, kata Syaiful, kesehatan politik koalisi PKB dan Gerindra yang prima. Apalagi dinamika tinggal dua bulan lagi. “Sebelas bulan sudah kita lalui. Masa tinggal dua bulan saja tidak bisa? Kita akan lalui dan segera deklarasikan Prabowo-Gus Muhaimin,” tandasnya.
Ia pun setuju bahwa kekuatan elektabilitas semua cawapres relatif sama. Oleh karena itulah Prabowo justru paling cocok berdampingan dengan Cak Imin. Syaiful menduga bakal terjadi polarisasi pada pemilu nanti.