SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) akan dimulai pada 18 Oktober mendatang.
Itu artinya, masing-masing koalisi partai memiliki sisa waktu 66 hari lagi untuk menetapkan pasangan capres dan cawapres mereka. Meski demikian, sampai kini belum ada deklarasi pasangan dari koalisi manapun.
Termasuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang digawangi tiga partai: Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat. Ketiga partai ini sudah mengusung Anies Baswedan sebagai capres sejak Oktober lalu.
Tetapi, calon pendamping Anies belum juga diumumkan. Meski mantan gubernur DKI Jakarta itu telah mengantongi beberapa nama.
BACA JUGA:Demokrat Ogah Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies Baswedan, Dianggap Bagian dari Rezim
"Saya rasa semua punya harapan. Tapi, yang mahal dalam kehidupan itu kejelasan dan kepastian. Ketidakjelasan bikin orang tidak optimal," ujar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat konferensi persi di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2023.
Itu respons AHY saat ditanya awak media soal sosok cawapres pendamping Anies. Ia pun sedang menunggu. Sebab, semua utusan cawapres memang diserahkan sepenuhnya kepada Anies.
AHY pun memastikan nama-nama cawapres sudah jelas dan akan diumumkan langsung oleh Anies. "Masyarakat tentu menunggu kapan cawapres KPP ini bisa dipastikan. Bagi kami, ke depan, waktu sangat berharga," jelasnya.
BACA JUGA:AHY Siap Hadapi Ancaman Kubu Moeldoko, Hencky: Demokrat akan Hancur
Maka AHY ingin deklarasi pasangan itu segera dilakukan supaya lebih efektif dan tepat sasaran. Dengan tetap mempertimbangkan momentum yang pas.
Selain itu, AHY juga memahami bahwa dinamika politik terus bergerak. Ia melakukan banyak manuver politik belakangan. Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menjalin komunikasi dengan partai-partai dari koalisi lainnya.
Misalnya pertemuan AHY dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani maupun Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Meskipun AHY masih mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan tadi hanya sebatas "silaturrahmi".
BACA JUGA:AHY Lega, Partai Demokrat Lolos dari Pembegalan Kubu Moeldoko
"Silaturahmi harus. Semua masih dalam dinamika masing-masing. Saling intip boleh," katanya. Karena menurut AHY, ketiga koalisi masih saling penasaran terhadap pilihan cawapres masing-masing. Sebab itu adalah salah satu cara untuk membuka peta kontestasi politik.
Yang jelas, AHY berharap Demokrat mendapat peluang sejarah yang baik juga. Apalagi, kini langkah partainya lebih ringan dan makin solid setelah Mahkamah Agung menolak peninjauan kembali (PK) gugatan atas kepengurusan Partai Demokrat oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.(Mohamad Nur Khotib)