HARIAN DISWAY - Kualitas udara di kota-kota besar Indonesia tengah disorot. Hal tersebut karena tingginya tingkat pencemaran.
Situs iqair.com mencantumkan indeks kualitas udara (Air Quality Index) DKI Jakarta berada pada angka 155 atau dalam kondisi tidak sehat.
Adapun polutan utama yang mencemari udara adalah particulate matter (PM) 2.5.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama, ada tiga hal yang perlu dilakukan masyarakat saat beraktivitas di udara tercemar.
BACA JUGA:Polusi Udara di Kota-Kota Indonesia, Berbahaya Bagi Pengidap Asma dan PPOK
Yang pertama adalah sedapat mungkin membatasi aktivitas fisik berat di daerah dimana polusi udara memang sedang tinggi, misalnya di jalan yang sedang macet.
“Tentu hal ini tidak mudah dilakukan, tetapi setidaknya perlu jadi perhatian kalau dimungkinkan,” kata Tjandra pada Kamis 11 Agustus malam.
Bagaimana dengan memakai masker? Tjandra mengatakan masker tidak sepenuhnya dapat mencegah polutan udara masuk ke paru, tetapi setidaknya dapat membantu, selain juga mencegah penularan penyakit lain.
Sementara itu, ada catatan khusus bagi warga masyarakat yang kebetulan menderita penyakit kronik pernafasan. Setidaknya ada 2 hal yang harus diwaspadai.
Yang pertama adalah mengkonsumsi obat yang harus rutin dikonsumsi sesuai dengan aturan yang diberikan oleh dokter.
Jika ada indikasi perburukan dan keluhan tambahan (serangan asma misalnya) maka segera berkonsultasi ke petugas kesehatan, atau setidaknya gunakan obat yang memang sudah dianjurkan untuk mengatasi perburukan keluhan
Yang paling penting, kata Tjandra, dengan sedang adanya polutan di udara maka jangan tambah polusi lain masuk ke paru dan saluran napas kita. “Janganlah merokok dan jangan membakar sampah secara terbuka, serta upayakan jangan melakukan kegiatan yang menambah polusi udara di sekitar kita,” jelasnya.(*)