PASURUAN, HARIAN DISWAY - Pemerintah Kota Pasuruan terbilang rutin menyelenggarakan event di setiap bulannya. Dan hampir semua perangkat dinas menyelenggarakan event sesuai instruksi kepala daerah. Namun, kebijakan disangsikan bisa menarik minat investor menanamkan modalnya di Kota Pasuruan. Pandangan itu disampaikan HM Gatot Adidoyo, ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Pasuruan.
Menurut Gatot, penyelenggaraan event-event seharusnya juga memiliki perhitungan income dan outcome bagi daerah. Lebih dari itu, Gatot mengatakan, nilai bisnis yakni promosi daerah juga harus memiliki bahan-bahan yang layak ditawarkan pada publik luas sehingga hal itu mengundang ketertarikan para investor untuk mempercayakan modalnya ditanam di Kota Pasuruan.“Akan menjadi percuma jika event-event itu sekadar hora-hore tanpa disertai outcome, follow-up bagi daerah. Akhirnya, setelah event tetap saja tidak ada perubahan berarti bagi kota ini, “ujar Gatot pada Harian Disway.
BACA JUGA:Wow, Lautan Manusia Bersalawat Bersama Habib Syech di Kota Pasuruan
Hal lain yang dianggap Gatot ragu nilai investasi Kota Pasuruan melejit adalah karena belum adanya ketersediaan lahan besar yang diperuntukan khusus bagi investasi skala besar dan belum meratanya pembangunan sarpras. Khususnya di wilayah utara dan timur Kota Pasuruan.
“Selama belum ada lahan dengan ukuran besar, maka mustahil juga akan ada investor skala besar tertarik ke sini, “ ungkap pengusaha di berbagai bidang itu.
BACA JUGA:Wawali Pasuruan: Sulitnya Tantangan Anak Zaman Sekarang, Ortu Wajib Paham
Sementara itu, sampai saat ini masih belum ada investor besar yang menyatakan minatnya. Pariwisata yang dipromosikan besar-besaran sampai dengan proyek pembangunan payung Madinah belum mampu menggugah minat investor skala besar. Seperti kritik yang diungkapkan Farid Misbah wakil ketua II DPRD Kota Pasuruan. Revitalisasi alun-alun Kota Pasuruan yang menelan puluhan miliar tidak memiliki acuan untuk menarik investor.
“Pariwisata digelontor anggaran besar-besaran dengan harapan itu menjadi promosi daerah bagi investor. Nyatanya sampai saat ini belum ada investor bidang pariwisata yang tertarik, “ tandas Farid. (*)