Barrons memprediksi bahwa pertempuran antara kedua pihak kemungkinan akan berlanjut pada tahun 2024 dan mungkin lebih lama lagi.
Meskipun kontra serangan Ukraina diharapkan mencapai beberapa kemajuan, masih diragukan bahwa Ukraina akan mampu mengubah situasi dengan cepat.
Barrons mengatakan bahwa dukungan finansial untuk Ukraina harus terus mengalir. Paling tidak USD 100 juta per tahun. Atau setara 1.531 triliun (Rp 1,5 biliar). Anggaran itu dibutuhkan untuk kemungkinan perang hingga 2025.
Ukraina memang terus berjuang untuk merusak pertahanan Rusia, konflik ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Pasukan Rusia telah membangun posisi pertahanan yang kuat, termasuk sistem jaringan tambang, bunker, dan rintangan anti-tank di sepanjang garis depan yang melintasi Ukraina dari timur ke selatan.
BACA JUGA:Tradisi Berakhir Mati: Gadis Nepal Dikurung di
BACA JUGA:Ada Unggahan Ngawur, Lil Tay Dibantuin Meta
Meskipun beberapa desa telah berhasil direbut kembali oleh Ukraina, mereka masih menghadapi kendala dalam menembus pertahanan Rusia untuk merebut kota-kota pelabuhan kunci.
Ambisi Ukraina untuk memutus "jembatan darat" antara Rusia dan bagian selatan Ukraina serta Krimea mengalami kesulitan karena pertahanan Rusia yang tangguh di wilayah tersebut.
Pasukan muslim Chechnya yang dikabarkan menguasai pembangkit bertenaga nuklir di Ukraina.-Musa Sudalayev/AP Photo-
Para ahli mengakui bahwa Rusia bakal sulit dikalahkan tahun ini. Ukraina perlu mempertahankan dukungan Barat dalam konflik ini.
AS yang memberikan banyak dukungan kini sedang diguncang. Masyarakat AS mulai mempertanyakan kebijakan Joe Bidden yang menggelontorkan uang ke Ukraina.
Sedangkan banyak permasalahan yang dihadapi di internal AS. Termasuk kebakaran hebat di Hawaii yang menewaskan 99 orang. (*)