HARIAN DISWAY - Konflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase baru dan kompleks pada musim panas ini. Ukraina menyerang balik ke barisan pertahanan Rusia.
Namun, langkah itu terbukti tidak mudah dilakukan. Pasukan Ukraina menghadapi tantangan berat dalam menghadapi pertahanan Rusia yang tangguh.
Pertempuran ini menjadi semakin rumit seiring dengan garis depan yang meluas hingga mencapai 600 mil dan sistem pertahanan Rusia yang kuat.
Rusia membangun parit dan benteng selama musim dingin. Hal ini menempatkan Ukraina dalam posisi yang sulit. Sebab, mereka menunggu senjata berat dari sekutu mereka NATO dan AS dalam misi itu.
Namun, upaya barat tidak terlihat begitu cepat, dan belum ada kepastian mengenai berhasilnya Ukraina merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Rusia.
BACA JUGA:Putin Dituduh Kirim Pasukan Muslim ke Pembangkit Nuklir Ukraina, Chechnya Membantah
BACA JUGA:Ukraina Ganti Lambang Palu dan Arit Soviet di Perisai The Motherland Monument dengan Trisula
Sampai kapan perang berlangsung? Dilansir dari CNBC, para ahli militer mengkhawatirkan bahwa situasi ini dapat berlanjut menjadi konflik yang berkepanjangan.
Pertempuran yang berkepanjangan ini juga mendorong harapan untuk dukungan internasional dalam bentuk sumber daya militer, kemanusiaan, dan finansial kepada Ukraina.
Pihak Ukraina telah gunakan rudal terlarang dari Amerika, di mana pihak Gedung Putih mengatakan jika penggunaan rudal cluster munitions efektif tahan pergerakan Rusia. -Tangkapan layar twitter @anno1540-
Beberapa negara mitra diharapkan akan mengalokasikan miliaran dolar untuk mendukung upaya Ukraina.
Jenderal Inggris pensiunan Richard Barrons, seorang mantan komandan Komando Pasukan Gabungan Inggris, menyatakan bahwa Ukraina perlu menunjukkan kemajuan yang nyata.
Namun harus diakui bahwa mereka tidak mungkin mengusir semua pasukan Rusia dari Ukraina dalam tahun 2023.
BACA JUGA:Pemuda-Pemudi Ukraina Merasakan Kedamaian di World Youth Day 2023
BACA JUGA:NATO Ulur Status Ukraina