Jakarta WFH Lagi

Senin 21-08-2023,05:00 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Namun, WFH khas untuk jenis pekerjaan tertentu. Tidak untuk semua jenis pekerjaan. Misalnya, polisi tidak mungkin WFH. Atau petugas lapangan di banyak bidang. Juga, pekerja produksi di pabrik.

WFH menguntungkan pemilik perusahaan dan karyawan. Itu sudah diuji secara cukup di zaman Covid, sesuai hasil riset lima peneliti di atas. 

Dengan WFH, perusahaan menekan biaya secara signifikan. Antara lain, kebutuhan kantor dan segala fasilitasnya. 

Juga, mengubah pola kerja harian menjadi on target. Sedangkan sebelumnya, karyawan bekerja berdasar waktu masuk kerja. Kalau belum selesai, pekerjaan dilanjutkan esoknya. Hasil pekerjaan tertunda sehari atau lebih. 

Juga, menghindari konflik antarkaryawan di kantor, yang tentunya tidak disukai manajemen perusahaan. Selain itu, mengurangi turnover karyawan. Sehingga harus mendidik pekerja baru.

Buat karyawan, selain menghemat biaya perjalanan dan mendapat fleksibilitas waktu kerja, WFH bisa mendekatkan diri dengan keluarga. Punya waktu lebih banyak untuk mengawasi dan mendidik anak-anak.

Juga, menghindari konflik teman kerja. Akibatnya, minim turnover pekerja.

Terakhir, pekerja punya kontrol lebih besar terhadap faktor lingkungan saat WFH. Faktor kualitas lingkungan dalam ruangan (isotopic equilibrator/IEQ). Misalnya, pencahayaan, suhu, kelembapan, kualitas udara, kebisingan, dan ergonomi ruang kerja di rumah. Itu penting untuk kesehatan fisik dan mental pekerja. 

Beda dengan di kantor konvensional, ruang kerja biasanya diatur pemberi kerja. Walaupun, umumnya kantor pusat perusahaan punya IEQ lebih baik daripada kantor cabang.

Selain menguntungkan, ada faktor negatif WFH. Di antaranya berikut ini.

Karyawan tidak punya kesempatan untuk bersosialisasi dengan rekan kerja. Itu menurunkan pergerakan fisik, seperti tidak bisa berjalan di antara lokasi pertemuan yang berbeda. 

Bagi individu yang tinggal sendiri, WFH penuh waktu tanpa interaksi tatap muka dan dukungan sosial setiap hari dapat berkontribusi pada masalah mental seperti isolasi sosial dan depresi.

Manusia memang unik. Kalau bertemu muka dengan sesama karyawan bisa menimbulkan konflik. Sebaliknya, kalau berjauhan, bisa kurang sosialisasi. Jadi, maunya berkumpul, tapi tidak berkonflik. Atau, berjauhan, tapi tidak kesepian. Dua hal yang kontradiktif.

Kekurangan lain, dengan pola kerja on target harian, individu yang lemah dalam manajemen waktu bisa kelabakan. Bisa kerja sampai larut malam atau tidak tidur untuk menyelesaikan target pekerjaan.

Namun, kekurangan signifikan WFH buat karyawan adalah terpapar terus-menerus dengan komputer. Termasuk untuk rapat koordinasi via Zoom. Bisa menimbulkan sakit mata.

Kalau di Jakarta diterapkan WFH akibat polusi udara parah, di kota lain bisa meniru Jakarta meski kurang polusi. Sebab, semua perusahaan punya pengalaman WFH dan bisa dilanjutkan. (*)

Kategori :