BACA JUGA:Mengatasi Batuk dan ISPA Akibat Polusi Udara
Akhirnya rapat Kemenko Marinves memutuskan, semua pegawai kementerian melaksanakan WFH. Balik ke zaman pandemi Covid-19 lagi. Selama tiga setengah tahun terakhir semua karyawan sudah biasa bolak-balik, putus-nyambung, WFH.
Itu seperti prediksi tim riset oleh lima peneliti Amerika Serikat. Karena sudah terbiasa WFH, warga dunia suatu saat akan balik WFH lagi meski bukan karena Covid.
Lima peneliti itu adalah Alexander W. Bartik, Zoe B. Cullen, Edward Glaeser, Michael Luca, dan Christopher T. Stanton. Mereka mengungkapkannya dalam karya yang berjudul What jobs are being done at home during the COVID-19 crisis? Evidence from firm-level surveys (25 November 2020).
BACA JUGA:Atasi Polusi Udara, Murahkan Kendaraan Listrik
BACA JUGA:Imbas Polusi Udara di Jakarta, Uji Emisi Jadi Syarat Perpanjangan STNK
Di karya hasil riset itu disebutkan, ”Banyak perusahaan di dunia percaya bahwa WFH akan menjadi lebih umum setelah pandemi. Sebab, pemberi kerja telah membayar biaya tetap untuk menyiapkan sistem kerja jarak jauh bagi karyawan mereka.”
Setidaknya, para karyawan sudah punya pola waktu dan tempat untuk WFH selama pandemi.
Pola waktu berupa, karyawan sudah terbiasa mengatur waktu untuk target pekerjaan mereka. Jadi, mereka bekerja berdasar target pekerjaan. Bisa dilakukan di waktu pagi, siang, atau malam. Asalkan, target tugas harian mereka tercapai.
BACA JUGA:Beda Solusi Soal Polusi Udara Jakarta, Jokowi Pindah ke IKN, Budi Ajak Pindah ke Motor Listrik
BACA JUGA:Polusi Udara Jakarta Makin Parah, Kasus ISPA Naik
Untuk pola tempat, karyawan selama ini sudah menyiapkan ruang kerja di rumah. Dibangun sedemikian rupa. Itu membuat mereka nyaman bekerja di rumah.
Dengan demikian, di zaman pasca-Covid, jika dibutuhkan WFH, mereka dengan cepat bisa menyesuaikan diri. Sudah hafal pola WFH.
WFH muncul awal tahun 2000-an, ketika pandemi Covid, ketika teknologi telecommuting sudah berkembang dan pekerja dapat melakukan WFH. Pekerja diuntungkan, menghindari biaya dan waktu perjalanan, mendapat fleksibilitas jadwal, dan mencapai keseimbangan kehidupan kerja lebih baik.
BACA JUGA:Polusi Udara di Kota-Kota Indonesia, Berbahaya Bagi Pengidap Asma dan PPOK
BACA JUGA:Agustusan Terakhir di Jakarta?