Cheng Yu Pilihan Founder Radjoetasa dan Co-Founder Iwak Arumery Nathan Santoso: Dong Xin Ren Xing

Selasa 29-08-2023,20:35 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy Gutomo

DARI sekian yang pernah dilakukan Nathan Santoso, mendirikan Radjoetasa dicatatnya sebagai prestasinya yang terbaik. Sebab, dengan label itu, Nathan lantas total untuk mendukung kemajuan UMKM di Indonesia.

Bukan tanpa tantangan. Nathan melalui segala yang harus ditelan sebagai entrepreneur. Saat pandemi lalu misalnya, ia terpaksa menutup salah satu lini bisnis yang dibangunnya. ”Padahal bisnis IT yang saya mulai pas sebelum pandemi itu produknya keren banget, inovatif, dan dapat memiliki dampak yang cukup besar untuk perekonomian rakyat,” katanya. 

Tapi setelah tiga tahun, Nathan harus mengaku ia gagal. Ia berani menyatakan demikian. ”Sebab kegagalan itu memang tidak untuk saya tutupi. Tapi justru saya jadikan pelajaran yang berarti. Baik untuk saya maupun orang-orang di sekitar saya,” papar Director and Co-Founder PT Inovasi Realita Nusantara itu.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Presiden Indonesia Global Compact Network Y. W. Junardy: Bai Nian Shu Ren

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengajar Bahasa Manadarin Go Liok Pwee: Xue Wu Zhi Jing

Bahkan Nathan makin kencang mengembangkan produk UMKM. Belakangan ia menjalankan usaha Iwak Arumery bersama perempuan pemberani dari Bali Ida Ayu Puspa Eny sebagai founder. “Kami mau Iwak Arumery menjadi sebuah spirit asli Indonesia,” katanya tentang produk yang sempat menjadi souvenir di acara-acara G20 itu.

Dari mana Nathan seteguh itu ya? Rupanya ada motto brilian yang ia ugemi (pegang, Red). Berani bermimpi, berani berjuang, berani gagal. Tiga keberanian yang tidak semudah dituliskan. Tapi Nathan sangat tahu bagaimana melakoninya. Tak heran jika berbagai skills ia kuasai. Mulai business development, new product development, marketing and branding strategy, creative sales strategy, dan experience design.

Semua karena sedari kecil orang tuanya selalu mengingatkannya untuk dapat memiliki semangat juang yang tinggi. Seperti dibilang Mencius, “动心忍性" (dòng xīn rěn xìng): tetap bertahan dan terus berjuang walau dalam kondisi bagaimanapun.

Terlebih semasa Nathan masih kecil, kondisi keuangan keluarga masih belum terlalu baik. ”Saya melihat sendiri bagaimana orang tua saya berjuang untuk maju. Karena ingin suatu saat saya bisa sekolah di Amerika Serikat,” ungkapnya.

Ketika Nathan lulus, pulang di Indonesia dan mulai bekerja, pria berkacamata itu disadarkan bahwa keberanian orang tuanya untuk bermimpi dan berjuang sebenarnya tak begitu saja. Harus dilengkapi dengan keberanian untuk mengambil risiko plus keberanian untuk siap menghadapi kegagalan. 

Dari sanalah Chief Marketing Technology Officer, Commissioner, and Co-Founder PT Mitra Caraka Pramitha sejak 2014 itu, mulai berusaha untuk menghidupkan semboyan yang ia rumuskan dari mengamati kehidupan orang tuanya sendiri.

Nah, dalam semua aspek kehidupan, menurut Chief Executive Officer and Founder PT Kanigara Amreta Layana sejak 2019 itu, sebenarnya tiga macam keberanian itu hanya dapat dilakukan saat kita dapat menerima bahwa hidup ini sebuah proses. 

Tentang hal itu, Nathan berpesan, “Proses yang kadang menempatkan kita dalam perayaan sebuah keberhasilan dan kadang dalam sebuah perenungan dan proses pembelajaran dari sebuah kegagalan. Ini saya praktikkan dalam segala hal dari relasi, bisnis, hingga mendidik anak-anak,” ujarnya. Mantap. (Heti Palestina Yunani)

 

Kategori :