Apa pun statusnya, saya adalah salah seorang pembaca majalah legendaris itu. Statusnya mungkin sebagai pembaca yang diwariskan dari orang tua.
Karena dulu ayah saya adalah pelanggan Panjebar Semangat, otomatis sejak kecil saya juga menjadi pembaca majalah itu. Walaupun sempat ada jeda puluhan tahun, akhirnya saya menjadi pelanggan tetap Panjebar Semangat.
Zaman telah berubah, karakteristik pembaca media massa juga berubah.
Panjebar Semangat mungkin juga telah kehilangan banyak pembaca, tetapi insya Allah selama orang dan budaya Jawa masih hidup, Panjebar Semangat tetap lestari dan tetap sebagai penebar informasi dan kebaikan.
Sugeng ambal warsa kaping-90. Suradira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti. (*)
Purnawan Basundoro, dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.-Humas Unair-