Kebangkitan Kepemimpinan Nasional dan Indonesia Emas

Kebangkitan Kepemimpinan Nasional dan Indonesia Emas

ILUSTRASI Kebangkitan kepemimpinan nasional dan Indonesia Emas 2024.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

CUMA kebetulan saya lahir di Nganjuk. Kota yang sama dengan tempat kelahiran dr Soetomo, pendiri Boedi Oetomo (Budi Utomo), pada 30 Juli 1888. Menurut catatan sejarah, nama asli dokter Soetomo adalah Soebroto. Entah mengapa berubah menjadi Soetomo.

Yang pasti, jasanya besar. Soetomo mendirikan Budi Utomo setelah mendapatkan saran dari seniornya yang bernama dr Wahidin Soedirohoesodo. Organisasi itu merupakan perkumpulan atau organisasi yang menghimpun pelajar atau mahasiswa yang belajar di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia atau Jakarta.

Organisasi para priayi Jawa itu bersifat sosial, budaya, serta ekonomi dan tidak bersifat politik. Pilihan bidang tersebut diambil karena saat itu pemerintah kolonial Belanda melarang organisasi apa pun yang berkaitan dengan politik.

BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi

BACA JUGA: Menjemput Cahaya Kepemimpinan

Selain dr Soetomo, ada nama Soeradji yang memiliki peran besar dalam proses penamaan dari perkumpulan Eko Projo dan Budi Utomo. Ia dikenal sebagai pelajar di STOVIA yang sangat pandai serta mahir dalam berbahasa Jawa. Soeradji aktif di Budi Utomo khususnya dalam berinteraksi dengan mayoritas masyarakat Nusantara yang pada kala itu hanya mampu menggunakan bahasa Jawa. 

Pendiri Budi Utomo yang lainnya adalah Gunawan Mangunkusumo. Gunawan dan dr Soetomo disebut sebagai sahabat karib yang tidak dapat dipisahkan. Di organisasi, Gunawan berperan sebagai sekretaris. 

Ia dikenal sebagai sosok yang konsisten pada pendirian dan menjadi penggerak sekaligus motivator di Budi Utomo. Sayang sekali, nama Soeradji dan Gunawan tidak setenar nama Soetomo ataupun Wahidin Soedirohoesodo. 

BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045 dengan Entrepreneurial Leadership

BACA JUGA: Memilih Pemimpin Menuju Indonesia Emas

Ada satu lagi tokoh pergerakan yang dahulu getol membela bangsa Indonesia yang pernah aktif di Budi Utomo, yakni dr Tjipto Mangunkusumo. Tjipto yang namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit umum pusat di Jakarta itu dikenal radikal. Ia akhirnya keluar dari Budi Utomo karena menganggap hanya organisasi priayi yang ingin mempertahankan kenyamanan dan kenikmatan status sosial mereka. 

Tjipto tidak suka dengan kemapanan status sosial priayinya, sedangkan bagian terbesar rakyat Indonesia ada di bawah tindasan kaki penjajah. Ia lantas memimpin sekelompok minoritas yang menginginkan organisasi politik yang berjuang mengangkat harkat dan martabat rakyat, bukan hanya kemapanan dan kenyamanan priayi, keluarga, dan keturunannya. 

Tjipto ingin wadah organisasi yang kegiatannya tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Bukan hanya berkonsentrasi di Jawa dan Madura. Karena saking vokal dan radikalnya, Tjipto sampai tiga kali ditangkap dan dibuang Belanda. Kali ketiga, ia dibuang ke Banda.

BACA JUGA: Sisi Kelam Indonesia Emas 2045

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: