MBG, Mengawal Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045

ILUSTRASI MBG, Mengawal Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
TANPA bermaksud menihilkan banyaknya insiden siswa keracunan makanan yang disediakan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), masyarakat luas perlu memahami alasan mendasar program penguatan gizi bangsa itu diperlukan dan penting dilanjutkan saat ini.
Kekuatan suatu bangsa ditentukan oleh ketangguhan sumber daya manusianya. Manusia tangguh, salah satunya, dipindai dari sehat kuatnya jiwa raga. Tubuh sehat kuat ditentukan oleh apa yang diasup setiap hari.
Bagaimana Indonesia mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045 jika hari ini masih ada siswa yang berangkat sekolah dengan perut kosong?
BACA JUGA:Quo Vadis Kapasitas Kebijakan MBG
BACA JUGA:Video Siswa SD Cium MBG, Langsung Kabur: Viral Semangka Muntah
Bagaimana Indonesia bisa mencapai target SDGs 2030 jika di tanah yang gemah ripah loh jinawi ini satu di antara lima balitanya masih menderita tengkes?
Masa depan suatu bangsa tidak sekadar dirancang di gedung parleman atau istana negara, tetapi ditentukan oleh makanan apa yang mampu disediakan orang tua untuk anak-anaknya.
Karena itu, penting digemakan ke seluruh penjuru negeri bahwa pendidikan gizi adalah juga fondasi peradaban.
BACA JUGA:Solusi Perbaikan MBG
BACA JUGA:Lapor: Uang Makan Bergizi Gratis (MBG) Diembat
Literasi gizi bukan sekadar kemampuan memahami informasi tentang makanan, melainkan juga mencakup keterampilan memilih, mengolah, dan menyusun pola makan seimbang sesuai kebutuhan anggota keluarga.
Orang tua adalah benteng pertama yang melindungi anak-anak dari ancaman gizi buruk.
Dari meja makan, orang tua menanamkan nilai penghargaan atas setiap bulir nasi, kerja keras para petani dan nelayan, menikmati aneka rasa sayur dan buah lokal, hingga membiasakan diri memilih makanan sehat.
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Nasionalisme yang Memberdayakan Sumber Pangan Lokal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: