MBG, Mengawal Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045

MBG, Mengawal Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045

ILUSTRASI MBG, Mengawal Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Menyoal Pemburu Rente dan Aransemen Kelembagaan MBG

Namun, idealisme sering berjarak dengan realitas. Banyak keluarga Indonesia yang masih harus berjuang dengan keterbatasan ekonomi sehingga terpaksa memilih makanan murah meski miskin nutrisi. 

Ada pula orang tua yang waktunya tersita pekerjaan sehingga makan sehat kerap terabaikan. Ditambah iklan makanan cepat saji deras menggempur ruang keluarga, mengaburkan batas antara kebutuhan dan gaya hidup. 

Semua tantangan tersebut nyata. Karena itu, pendidikan gizi tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab keluarga. 

Negara perlu menopang peran orang tua agar anak-anak Indonesia tidak tertinggal hanya karena lahir di keluarga dengan beragam keterbatasan.

BACA JUGA:Siswa SD di Jakarta pun Keracunan MBG: Guru Takut Sebut Mi Basi

BACA JUGA:Prabowo Segera Teken Perpres Tata Kelola MBG, Target Rampung Sebelum 5 Oktober

Ketika pemerintah menggulirkan program MBG, orang tua melihatnya sebagai simbol komitmen kepedulian dan kehadiran negara dalam mempersiapkan masa depan anak bangsa. 

Harapan orang tua besar terhadap MBG, tidak sekadar agar anak kenyang, tetapi juga dapat tumbuh sehat, bersemangat belajar, dan mampu berkompetisi. 

Dengan demikin, harapan besar diletakkan pada pelaksanaan dan tata kelola MBG: menu yang disajikan diharapkan cukup dan kaya nutrisi, anak-anak di wilayah 3T hingga di perbatasan dijamin dapat merasakan manfaat yang sama dengan anak di kota besar. 

BACA JUGA:Alasan Pemerintah Tolak Moratorium MBG Meski Ribuan Kasus Keracunan Terjadi

BACA JUGA:Kemenkes dan BGN Akan Ukur Tinggi dan Berat Badan Penerima MBG Setiap 6 Bulan

Selanjutnya, pangan lokal seyogianya menjadi bagian utama: ikan dari nelayan, sayuran dari petani, buah dari tanah Nusantara. Dengan begitu, program itu tidak hanya menyehatkan, tetapi juga memberdayakan. 

Program tersebut perlu melibatkan masyarakat agar tidak berhenti pada distribusi makanan, tetapi juga menjadi gerakan bersama. Paling penting, anggaran harus dikelola jujur dan transparan lantaran yang dipertaruhkan adalah kepercayaan publik.

Indonesia saat ini menapaki jalan menuju Indonesia Emas 2045, ketika bonus demografi mencapai puncak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: