Memilih Pemimpin Menuju Indonesia Emas
ILUSTRASI Pemimpin Indonesia Emas-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
TAHUN 2045 sering disebut sebagai tahun Indonesia emas. Berdasar ramalan lembaga keuangan bergengsi di dunia (salah satunya Goldman Sach), Indonesia akan masuk lima besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia.
Pada 2045 diprediksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 300 juta jiwa, dengan komposisi usia produktif 52 persen dan dengan kelas menengah mencapai 82 persen. Sementara itu, PDB nasional diprediksi mencapai USD 9.100 miliar dan PDB per kapita USD 30.000 per tahun.
Untuk menuju tahun 2045, masih dibutuhkan lebih dari 20 tahun. Menurut Kementerian Perekonomian, untuk mencapai cita-cita Indonesia emas, dibutuhkan perbaikan dan penguatan banyak hal.
BACA JUGA: Sisi Kelam Indonesia Emas 2045
Di antaranya, perbaikan tata kelola, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan penataan ruang wilayah, peningkatan kualitas sumber daya manusia, efisiensi birokrasi, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, konektivitas antardaerah, dan kesiapan infrastruktur.
Semua hal tersebut tentu tidak akan dapat diraih dengan baik bila Indonesia tidak memiliki sistem kepemimpinan nasional yang mampu mengartikulasikan kepentingan strategis nasional mencapai cita-cita Indonesia emas tersebut.
Beberapa di antara kita tentu masih ingat bagaimana Presiden Soeharto di era Orde Baru sering mendengung-dengungkan cita-cita yang diistilahkan dengan ”lepas landas”. Itu merupakan momentum penanda keberhasilan program-program yang masuk rencana pembangunan lima tahun (repelita). Sayang, yang terjadi justru keterpurukan ekonomi nasional di akhir masa Orde Baru.
BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi
Ada hal prinsip yang terlupakan oleh pemerintah Orde Baru pada saat itu. Mereka lupa bahwa ”kekenyangan perut rakyat”, pembangunan fisik, dan banyaknya subsidi kepada rakyat belum cukup memenuhi seluruh kebutuhan rakyat yang memimpikan kesejahteraan lahir batin.
Sebab, keterbukaan, persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, serta kepemimpinan yang demokratis dan merakyat ternyata juga merupakan kebutuhan-kebutuhan batiniah rakyat yang tidak bisa diabaikan.
Alhasil, ketika kebutuhan itu tidak tercukupi, legitimasi pemerintahan Orde Baru dipermasalahkan, bahkan ditumbangkan.
BACA JUGA: Pentingnya Skrining Pada Ibu Hamil Demi Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2045
Pelajaran pahit yang terjadi di era Orde Baru jangan sampai terjadi di sepanjang jalan menuju Indonesia emas nanti. Sisa waktu sekitar 20 tahun untuk menyongsong 2045 harus dipersiapkan dengan matang dan bijak oleh bangsa Indonesia.
Untuk menuju 2045, setelah tahun 2029 nanti, kita masih memerlukan tiga kali lagi masa jabatan kepemimpinan nasional. Artinya, kita memerlukan tiga kali lagi pemilihan umum presiden dan wakil presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: