Perayaan Panjebar Semangat Rayakan 90 Tahun Usia dalam Tema Jangan Kepaten Obor

Perayaan Panjebar Semangat Rayakan 90 Tahun Usia dalam Tema Jangan Kepaten Obor

Tabur bunga di pusara Dr Soetomo dalam acara HUT ke-90 Panjebar Semangat. -Julian Romadhon-

HARIAN DISWAY - Majalah Panjebar Semangat majalah berbahasa Jawa, genap berusia 90 tahun pada Pada 2 September 2023, genap berusia 90 tahun.

Pentas seni digelar di Gedung Nasional Indonesia, pada 11 September 2023. Terkuak berbagai suka-duka mengiringi perjalanannya.
 
Pada 2 September 1933, Dr Soetomo mendirikan majalah Panjebar Semangat. Majalah yang menyuarakan aspirasi masyarakat serta tulisan-tulisan bernada semangat perjuangan. 

Tahun ini, majalah Panjebar Semangat berusia 90 tahun. Hari ulang tahunnya dirayakan oleh berbagai seniman dan komunitas Pewarta Menjadi Indonesia. Kumpulan wartawan yang kerap bertemu dan berdiskusi di kompleks Taman Budaya Jawa Timur.
Adegan menerangi foto Dr Soetomo dalam pementasan Kepaten Obor dalam ulang tahun ke-90 Panjebar Semangat. -Julian Romadhon-

BACA JUGA: 90 Tahun Panjebar Semangat

Pewarta Menjadi Indonesia yang diketuai Julian Romadhon fotografer Harian Disway Julian Romadhon menganggap bahwa Panjebar Semangat merupakan salah satu pemicu gegap gempita dunia pers di Surabaya. Bahkan nasional.

Eksistensi Panjebar Semangat di Surabaya yang cukup Panjang perlu diperingati dan dirayakan. "Mereka adalah bagian dari dunia pers dan dunia pergerakan Indonesia. Maka kami mengajak Heri Lentho, seniman Surabaya, untuk membuat event sebagai rasa hormat kami sebagai insan pers," ujarnya.

Heri pun menyambut baik rencana itu. Ia melibatkan berbagai komunitas seni pertunjukan untuk menggelar pementasan 90 Tahun Panjebar Semangat. "Kami menggelar ludruk berjudul Kepaten Obor. Dibawakan oleh kelompok ludruk Medang Taruna Budaya," ujarnya.

Pentas tersebut berlangsung di pendapa Gedung Nasional Indonesia, Jalan Bubutan, Surabaya. Ludruk Medang Taruna berkolaborasi dengan komunitas JatiSwara, Surabaya Juang dan lain-lain. 

Diberi tajuk Kepaten Obor, untuk mengingatkan kembali generasi muda agar tak lupa dengan sejarah dan semangat persatuan.
Prosesi arak-arakan bendera putih seperti tradisi entas-entas dalam HUT ke-90 Panjebar Semangat. -Julian Romadhon-

"Kalau dalam peribahasa Jawa, Kepaten Obor berarti hilangnya hubungan dengan saudara atau kerabat. Dalam konteks yang lebih luas, orang yang lupa dengan sejarahnya sendiri bisa disebut Kepaten Obor," terangnya.

Bagi Heri, manusia harus senantiasa menziarahi nilai-nilai sejarah, agar dapat mengambil semangat positif demi kemajuan bangsa. "Kepaten obor pun dapat dimaknai, bahwa obor perjuangan kita jangan sampai mati. Harus tetap menyala sampai kapan pun," ujar pria 57 tahun itu.

Dalam kaitannya dengan Panjebar Semangat, Heri berharap agar masyarakat tak lupa, bahwa majalah itu merupakan bagian dari sejarah Indonesia, khususnya Kota Surabaya.

Kegiatan itu dihadiri oleh para siswa SMKN 12 Surabaya juga puluhan mahasiswa dari berbagai universitas. Acara diawali dengan arak-arakan kain putih dari depan halaman kantor Panjebar Semangat. 

Arak-arakan kain putih itu lazim ditemui dalam tradisi "entas-entas" Jawa. Kain putih lambang kesucian dan digunakan untuk upacara kematian. Putih bermakna suci, yang akan mengantar roh menuju alam keabadian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: