Luka Lama: SBY vs Megawati

Kamis 14-09-2023,04:30 WIB
Reporter : Taufik Lamade
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA:Ujung Jabatan Wakil Rakyat

BACA JUGA:Militer dan Sipil

Pertama, apakah benar SBY pernah mengatakan bahwa dirinya sudah di comberan, kemudian diangkat jadi orang oleh Megawati.

Kedua, menjelang Pilpres 2004, Mega pernah bertanya apakah SBY mau jadi capres atau cawapres. Yang tidak dijawab.

Ketiga, apakah SBY membuat parpol saat menjadi menterinya Mega.

Keempat, Mega juga pernah bertanya, apakah SBY bersedia menjadi cawapresnya.

Kelima, apakah benar SBY tidak diundang dalam rapat kabinet saat itu.

Lima pertanyaan tersebut bukan kali ini saja diajukan. Panda pernah bertanya langsung saat SBY masih menjadi presiden. SBY tak pernah memberikan jawaban.

BACA JUGA:Parade Jenderal

BACA JUGA:Netralitas Jokowi

Apakah SBY akan menjawabnya sekarang? 

Menurut penulis, SBY tak akan pernah menjawab pertanyaan itu. Mengiyakan pertanyaan tersebut sama artinya dengan memancing opini yang memosisikan SBY telah melakukan sikap tidak fair. Bahkan, bisa jadi ada pihak yang membangun opini cap pengkhianat. 

Saat itu SBY dipercaya Mega sebagai menko polkam. Hubungan keduanya menjadi tegang karena ada gelagat SBY akan maju sebagai capres untuk melawan Megawati. Suami Mega, Taufik Kiemas, sempat memojokkan SBY sebagai jenderal kekanak-kanakan. Serangan itu justru membuat SBY makin di atas angin.

Dan benar, SBY maju capres bersama Jusuf Kalla. SBY diusung Demokrat, partai yang memang disiapkannya. Mega pun harus menerima kekalahan dari bekas anak buahnya. Drama politik itulah yang membuat hubungan keduanya membeku.

Kini luka lama yang terjadi hampir 20 tahun lalu itu muncul. Dan hampir pasti, SBY akan menjawab dengan tidak menjawab, seperti yang pernah diceritakan Panda.

Lantas, ke mana Demokrat akan berlabuh? Jika Demokrat balik ke kubu Anies Baswedan, harus disiapkan jiwa besar. Sebab, itu sama halnya dengan balik lewat pintu yang pernah dibantingnya. 

Kategori :