Kini (1986) si kembar sudah SMA. Mereka sibuk dengan tugas-tugas dan populer di teman-teman. ”Saya pikir kami tampil cukup bagus,” kata satu di antara mereka.
”Saya masih mengalami mimpi buruk,” kata salah satunya. ”Saya masih memikirkan terus-menerus. Itu akan tetap bersamaku. Mungkin sampai aku mati.”
Cinta ibu sepanjang jalan, cinta anak sepanjang penggalan. Tapi, si kembar mengingat cinta ibu pada mereka, sampai anak-anak itu mati. (*)