Ia hanya menerima perintah dari seseorang berinisial M, yang kini masih buron.
"Saya diperintah ngambil ke Sumatera. Kadang juga di tempat lain. Kemudian saya kirim 500 butir ke orang yang pesan ke bos saya," aku pria yang tinggal di Jalan Tambak Wedi itu.
Dengan alasan yang klise, Ahmad mengaku nekat menjadi bagian dari bisnis narkoba karena kebutuhan ekonomi.
Ia mengaku menerima tawaran upah yang menggiurkan, Rp 15 juta untuk sekali kirim.
Sebelumnya kepada Harian Disway Fadillah mengatakan, jaringan Fredy Pratama termasuk menguasai peredaran narkoba di Surabaya.
Sebagian besar sabu yang beredar di wilauah Surabaya berasal dari Sumatera.
"Seperti dua penangkapan kita yang besar beberapa waktu lalu, 27 kilogram dan 36 kilogram yang kita rilis. Itu semua dari Lampung,” ujar Wakasat Resnarkoba.(*)