Dengan munculnya three musketeers itu, dinasti politik Jokowi sudah lengkap. Ketika Jokowi nanti lengser pada 2024, dinasti Jokowi sudah mendapatkan jatah tanah pardikan masing-masing. Keberlanjutan wangsa politik Jokowi terjamin, keamanan politik keluarga juga terjaga.
Di antara the three musketeers klan Jokowi, Kaesang-lah yang paling high profile. Ia menjadi bintang medsos dan menjadi pengusaha muda yang terbang tinggi dengan banyak memiliki start-up dari berbagai jenis usaha. Salah satunya kuliner pisang yang diberi nama Sang Pisang yang sudah punya puluhan cabang di beberapa kota. Total ada 12 start-up milik Kaesang yang kebanyakan bergerak di bidang kuliner.
Sebagai anggota the first family, tidak susah bagi Kaesang untuk mendapatkan suntikan modal. Banyak venture capital yang berebut memberikan dana kepada Kaesang. Koneksi bisnis dan politik dengan the first family tentu menjadi daya tarik yang menggiurkan bagi banyak pengusaha.
Ada suntikan dana yang profesional, tapi pasti ada suntikan yang sifatnya politis. Karena itu, duet Gibran-Kaesang pernah dilaporkan ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) oleh aktivis politik Ubaidillah Badrun karena diduga mendapat aliran dana yang berbau cuci uang atau money laundering. Setelah sempat heboh, kasus cuci uang itu sekarang sudah bersih tanpa jejak lagi.
Belakangan muncul kabar beberapa perusahaan Kaesang bangkrut. Menurut Kaesang, perusahaannya tidak bangkrut. Tetapi, karena omzet merosot, terpaksa ditutup dan nantinya di-rejuvenate lagi.
Kaesang sangat populer di dunia maya. Ia piawai memainkan isu-isu populer di kanal pribadinya. Cuitannya selalu diikuti dengan antusias oleh 3,1 juta pengikutnya di Twitter. Berbagai tingkah polahnya diolah menjadi bahan unggahan yang sering menjadi viral dan trending topic.
Popularitas Kaesang di dunia medsos menjadi modal yang sangat penting. Ketika semua orang berlomba-lomba dengan berbagai cara memanfaatkan media digital untuk menjadi sarana promosi diri, Kaesang melenggang berselancar dengan nyaman. Tanpa susah-susah melakukan pansos (panjat sosial), Kaesang sudah memanjat sangat tinggi.
Kehidupan pribadi Kaesang pun menjadi berita yang populer. Ia putus cinta dengan pacarnya di Singapura, lalu memacari karyawatinya, lalu memutusnya, kemudian menikahi Erina Gudono.
Modal sosial dan popularitas Kaesang sudah melimpah. Kaesang pun memutuskan untuk masuk ke petualangan baru dan memilih politik sebagai lahannya. Dengan modal popularitas yang tinggi serta beking politik dan modal yang berlimpah, Kaesang sudah hampir pasti melenggang menang di perhelatan politik 2024.
Pertanyaannya sekarang, mengapa Kaesang memilih Depok? Kalau mau aman, tentu Kaesang lebih memilih untuk terjun di kancah pemilihan wali kota Solo yang sudah menjadi habitatnya sejak kecil. Solo juga sudah dikuasai dan diamankan sang kakak Gibran Rakabuming yang kabarnya bakal dipinang menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Menerjunkan Kaesang ke Depok adalah risky business, ’bisnis yang berisiko’. Tantangannya terlalu berat. Sebab, Depok adalah kandang macan yang sudah dikuasai PKS (Partai Keadilan Sejahtera) selama 20 tahun terakhir.
Memang Kaesang terlihat lebih berani berpetualang daripada kakak-kakaknya. Kaesang terlihat lebih bertipe ”risk taker” ketimbang saudara-saudaranya. Namun, menerjunkan Kaesang ke kandang macan Depok sangat berisiko dan tidak ”worth it”.
Sampai detik ini, belum ada keterangan resmi dari Kaesang maupun dari bapaknya. Yang muncul justru bantahan dari Gibran, sang kakak. Ia sangsi bahwa suara itu milik Kaesang. Gambar siluet yang muncul –menurut Gibran– bukan adiknya, melainkan penyanyi Afgan.
Mengapa penuh misteri? Pasti ada misteri besar di balik skenario besar ini. Salah satunya, Kaesang dipersiapkan sebagai ketua umum PSI. Itu bagian dari skenario besar Jokowi pasca-2024 tanpa PDIP. Tunggu saja. (*)