JAKARTA, HARIAN DISWAY - Bencana masih melanda beberapa wilayah di Indonesia. Didominasi oleh kebakaran hutan atau lahan (karhutla) dan banjir.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa ada 52 kejadian bencana terjadi dalam sepekan per tanggal 18-24 September 2023.
BNPB mencatat karhutla terjadi sebanyak 18 kali, banjir 16 kali, kekeringan 11 kali, cuaca ekstrem 6 kali, dan tanah longsor 1 kali.
BACA JUGA: Sumatera dan Kalimantan Waspadai Karhutla, BNPB Upayakan Mitigasi Bencana
Dalam sepekan yang lalu per tanggal 18-24 September, terdapat 52 kali kejadian bencana. Karhutla tetap mendominasi 18 kali dengan persentase 35 persen.
"Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera lebih terkendali karena turun hujan,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam live streaming Disaster Briefing pada Senin, 25 September 2023.
“Namun, banjir yang terjadi cukup banyak. Khususnya di wilayah Sumatera Tengah dan Utara. Kemudian Kalimantan Tengah ke utara. Banjir ini disebabkan oleh faktor regional,” lanjutnya.
Menurut pemaparan Abdul Muhari, sejak awal tahun sampai 26 September 2023 sudah hampir tembus 3 ribu kejadian bencana. Kejadian karhutla yang terjadi lebih dari 600 kali dan masih dipengaruhi oleh fenomena badai El Nino.
Abdul Muhari mengungkapkan kejadian bencana untuk wilayah Pulau Jawa didominasi oleh cuaca ekstrem kering bukan cuaca ekstrem basah. Karena hari tanpa hujan sudah cukup lama. Dan dilaporkan sebagai siaga darurat kekeringan pada minggu lalu.
“Di musim kemarau saat ini dianggap sebagai fase tanggap darurat. Kita harus memperhatikan kebutuhan masyarakat, seperti distribusi air bersih. Karena diperkirakan intensitas musim kemarau lebih tinggi di tahun depan,” tuturnya.
Pihak BNPB telah memberikan perhatian secara berkala terkait kondisi karhutla. Serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif pola penanganan. Yang akan dijadikan sebagai bahan evaluasi.
BACA JUGA: Kebakaran Tempat Pembuangan Sampah Masih Marak, TPA Putri Cempo Solo Masih Belum Padam
“Kami sudah memberikan dukungan baik itu APD (alat pelindung diri) seperti sepatu boot, pompa, dan lain-lain. Minggu lalu, kepala BNPB meninjau langsung ke Kalimatan Selatan dan Kalimantan Barat. Karhutla di Kabupaten Ketapang yang cukup signifikan. Karena titik apinya berada di bawah ekuator, jadi cukup lama durasi terbakarnya,” pungkasnya.
Abdul Muhari menambahkan, selain melakukan tinjauan langsung dari lapangan dan menggunakan helikopter patroli, BNPB juga memantau data potret dari satelit. (Alda Rizky Nur Afida Abdullah)