Literasi Kunci Mengurangi Jumlah Korban Bencana

Literasi Kunci Mengurangi Jumlah Korban Bencana

ILUSTRASI Literasi Kunci Mengurangi Jumlah Korban Bencana.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BENCANA kembali menyergap. Tanpa peringatan, tiba-tiba tanah longsor menimbun permukiman warga di dua daerah di Provinsi Jawa Tengah. Badan Nasional Penanggulangan BENCANA (BNPB) mengungkapkan bahwa Kabupaten Banjarnegara dan Cilacap merupakan dua wilayah dengan jumlah korban longsor terbanyak dalam kurun 10 tahun terakhir di Jawa Tengah. Bagi masyarakat di sana, ibaratnya, BENCANA adalah mimpi buruk yang menjadi nyata. 

Berdasar catatan historis, pola kejadian tanah longsor yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah cenderung berulang di kawasan tengah hingga selatan provinsi tersebut. 

Kondisi lingkungan yang terabaikan dan tidak diupayakan dilakukan perbaikan dinilai menjadi faktor utama tingginya risiko tanah longsor di wilayah itu.

BACA JUGA:Refleksi dan Sinergi Bangsa dalam Memperkuat Pendidikan Santri Pascabencana

BACA JUGA:Melawan Bencana Demografi dengan Rengasdengklok Baru

Menurut data BNPB untuk periode 2015–2024, diketahui bahwa Banjarnegara menempati posisi pertama wilayah dengan korban longsor tertinggi. Sebanyak 13.351 warga mengungsi dan 330 orang meninggal dunia lantaran tanah longsor sepanjang 10 tahun terakhir. 

Sementara itu, di posisi kedua ada Kabupaten Cilacap dengan jumlah korban tercatat sebanyak 9.547 warga mengungsi dan 276 korban meninggal. Setelah itu, disusul Kabupaten Magelang, Wonosobo, dan Purbalingga.

Bencana hidrometeorologi itu setiap tahun selalu terjadi di berbagai wilayah. Meski, pengalaman tahun-tahun sebelumnya selalu ditandai dengan banyaknya korban meninggal akibat tertimbun tanah longsor. Namun, masyarakat tampaknya tidak pernah jera. 

BACA JUGA:Sensitivitas Gender dalam Program Dukungan Psikososial terhadap Korban Bencana

BACA JUGA:Centre for Strategic Global Studies: Perkuat Kapasitas Komunitas Tanggap Bencana

Pemerintah pun tampaknya juga menganggap sepele arti penting menjaga lingkungan sehingga tidak dilakukan upaya yang benar-benar signifikan untuk mencegah terjadinya bencana hidromeorologi.

KORBAN BENCANA

Memasuki musim penghujan, bagi kebanyakan daerah yang memiliki struktur tanah yang gembur, bencana tanah longsor memang senantiasa mengintai. 

Selama kurun Januari 2025 hingga awal November 2025, tercatat telah terjadi 2.722 kejadian bencana di Indonesia, mayoritas umumnya didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, dan kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: