Banjir Tambak Langon Surabaya: Warga Gandeng Pengusaha Lawan Kegagalan Drainase Nasional
Diskusi tentang genangan banjir di Kelurahan Tambak Sarioso, Kamis, 20 November 2025-Agustinus Fransisco-Harian Disway
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jalan Raya Tambak Langon, SURABAYA Barat, kini menjadi masalah krusial atas kegagalan infrastruktur drainase nasional dan urgensi kolaborasi lintas sektor.
Setiap hujan deras, jalan strategis yang dilewati truk kontainer 50–60 ton itu berubah jadi "sungai". Hal itu mengancam keselamatan jiwa dan mengganggu roda ekonomi kawasan pergudangan.
Dua hari lalu, empat orang mengalami kecelakaan akibat genangan. Maka, Kelurahan Tambak Sarioso mengadakan diskusi dengan beberapa pihak untuk mengatasi masalah genangan dan banjir itu.
Diskusi tersebut digelar pada Kamis, 20 November 2025 di Kantor Kelurahan Tambak Sarioso. Semua pihak mengakui bahwa masalah itu menjadi masalah bersama.
BACA JUGA:Warga Surabaya Sambut Positif Raperda Penanganan Banjir
BACA JUGA: Banjir Kembali Rendam Surabaya, Pemkot Percepat Proyek Drainase

Gani Nurcahyono, Lurah Tambak Sarioso (dua dari kiri), memimpin sesi diskusi tentang genangan banjir di Jalan Raya Langon, Kamis, 20 November 2025-Agustinus Fransisco-Harian Disway
Masalah utama terletak pada kewenangan yang tumpang tindih. Jalan Raya Tambak Langon adalah aset nasional di bawah Balai Besar Jalan Nasional (BBPJN). Bukan Pemerintah Kota Surabaya.
Namun, saluran drainasenya tidak mampu menampung debit hujan. Karena kapasitasnya sudah ketinggalan zaman. Setiap tahun, Pemkot Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSABM) dan Kelurahan Tambak Sarioso bersurat ke BBPJN.
Tapi, tak pernah ada respon. "Saya tegaskan lagi kalau BBPJN tak berkontribusi dalam masalah ini. Diskusi hari ini saja mereka tidak datang," kata Eko Prasetyo, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Tambak Sarioso.
Pemkot hanya bisa membongkar titik penyumbatan. Karena, mereka tak membangun jalan tersebut. Maka, Pemkot tak bisa membangun ulang sistem drainase.
Solusi sementara pun terbatas. Berdasarkan evaluasi warga dan RT/RW, ada tiga titik utama penyumbatan. Pertama ada di Tambak Langon Indah, Pergudangan Mutiara, dan Pergudangan Meratus.
BACA JUGA:Cegah Banjir! DSDABM Surabaya Siagakan Petugas 24 Jam Bersihkan Sampah di Rumah Pompa
BACA JUGA:DPRD Gresik Prioritaskan Sumur Bor dan Kolam Retensi untuk Solusi Banjir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: