Entitas pertanian di Amerika Serikat (AS), misalnya, menggunakan AI untuk membasmi gulma. Sebuah perusahaan di AS memproduksi alat berupa mesin yang menggunakan tenaga laser. Mesin itu menyerupai robot yang berfungsi memusnahkan gulma.
Sebagai alat canggih, alat tersebut mampu membasmi lebih dari 200.000 gulma/jam. Daya dobrak robot AI itu mampu berkontribusi pada peningkatan efisiensi hingga senilai 80 persen dari total biaya yang dibutuhkan untuk mengendalikan gulma yang dilakukan secara tradisional.
Selain efisien, robot berbasis AI memiliki kemampuan lain yang lebih mengagumkan. Dengan teknologi itu, ternyata petani dapat mengidentifikasi area persebaran gulma dalam skala besar. Dari hasil identifikasi, kemudian robot AI bergerak membasmi gulma di lahan pertanian luas.
Robot pertanian yang digunakan di AS tersebut merupakan mesin yang terdiri atas tiga baris. Setiap baris ada 10 laser di belakang traktor. Total tiga puluh laser segera berfungsi saat mesin bergerak melintasi lahan. Akurasi alat dalam satuan milimeter hingga nyaris semua lahan dapat dilewati seraya gulma dibasmi.
Penggunaan robot berbasis AI setara dengan sekitar 70 tenaga kerja. Hal itu dapat mengatasi masalah labor shortage di bidang pertanian. Usia para petani makin tua yang tak segera tergantikan oleh generasi muda. Kaum muda milenial dan generation Z (gen Z) tampak kurang tertarik memasuki dunia pertanian.
Penggunaan teknologi merupakan alternatif solusi mengatasi kelangkaan jumlah petani. Selain itu, ongkos produksi beras berupa biaya tenaga kerja dapat diturunkan. Dengan adanya AI, pemerintah dapat mengatasi masalah ketersediaan tenaga kerja pertanian.
Performa Robot Berbasis AI
Performa robot berbasis AI paling mengesankan adalah membasmi gulma tanpa bahan kimia atau herbisida yang sangat membahayakan. Dengan teknologi, masalah kesehatan yang mengancam petani dapat diredam. Polusi lingkungan pun terhindarkan.
Selain itu, teknologi AI memicu proses penanaman menjadi lebih konsisten dan menambah mutu hasil panen. Para petani di AS memperoleh peningkatan produktivitas hasil tani lebih besar daripada masa-masa sebelumnya.
Pemerintah serta stakeholder bidang pertanian di Indonesia dapat belajar penggunaan teknologi berbasis AI seperti dilakukan di AS. Hasil penggunaan robot AI sangat produktif. Pemerintah hadir untuk para petani di perdesaan seraya memastikan kebutuhan produksi pangan dapat dipenuhi lebih efektif.
Dengan demikian, kehadiran teknologi robot berbasis AI di bidang pertanian sangat positif. Pemerintah harus mengembangkan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia tak sekadar mampu menggunakan, tetapi juga mampu berkreasi menciptakan alat sesuai kebutuhan petani.
Seraya membangun kemampuan produksi lebih kuat, pemerintah diharapkan juga hadir dengan meningkatkan motivasi atau minat milenial dan gen Z bersedia terjun ke dunia pertanian. Bidang pertanian sangat atraktif karena menyangkut kelangsungan pangan dan kehidupan manusia.
Anak muda harus menyadari bahwa bertani merupakan salah satu bidang pekerjaan mulia dan sangat penting untuk menjaga kelangsungan pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Pertanian adalah sumber kelangsungan hidup manusia melalui penyediaan pangan yang cukup.
Penyediaan tenaga tani berusia muda sangat relevan dengan penggunaan teknologi AI. Milenial dan gen Z dikenal sangat terampil menggunakan teknologi sehingga adopsinya untuk pertanian diyakini tanpa hambatan.
Karena itu, keterlibatan anak muda yang dikombinasikan dengan penggunaan teknologi berbasis AI diharapkan mampu memicu peningkatan produktivitas hasil tani. Keresahan masyarakat terhadap kelangkaan supply dan lonjakan harga beras atau pangan pada umumnya pun dapat diatasi.
Bagaimana pendapat Anda? (*)