Jensen Huang: Dari Bocah Tukang Bersih Toilet ke Raja Chip AI Dunia

PENAMPILAN KHAS Jensen Huang, 16 Juli 2025. Ketika itu, ia dicegat para wartawan di sebuah hotel di Beijing, Tiongkok.-ADEK BERRY-AFP-
Ia bukan Elon Musk. Bukan pula Mark Zuckerberg. Ia tidak banyak berbicara soal politik. Tak suka panggung besar. Tapi kini, hampir semua teknologi kecerdasan buatan bersumber dari visinya. Termasuk yang Anda pakai hari ini.
NAMANYA Jensen Huang. Laki-laki berkacamata dengan jaket kulit hitam yang hampir selalu melekat di tubuhnya. Tato kecil bertuliskan logo Nvidia tersemat di lengannya. Usianya 62 tahun. Sosoknya kalem. Tapi kekuatan bisnisnya? Tak terbantahkan.
Di tangan Huang, Nvidia menjelma menjadi perusahaan chip paling berpengaruh dalam sejarah teknologi modern. Nilai pasarnya melesat ke angka lebih dari USD 4 triliun atau sekitar Rp 65 kuadriliun. Menjadikan Nvidia perusahaan pertama yang menembus angka fantastis itu.
Dan di balik semua itu, Huang hanya menggenggam sekitar 3,5 persen saham. Dan itu cukup untuk membuat kekayaannya melonjak ke USD 150 miliar (sekitar Rp 2,4 kuadriliun). Nama Jensen Huang kini sejajar dengan para taipan papan atas dunia.
BACA JUGA:Menyongsong Agentic AI: Peluang dan Tanggung Jawab di Era Baru Kecerdasan Buatan
BACA JUGA:Bahasa Ibu di Era Kecerdasan Buatan
Tak ada yang menyangka, perjalanan itu dimulai dari sekolah kecil di Kentucky, Amerika Serikat. Huang kecil, yang kala itu baru berusia sembilan tahun, dikirim dari Taipei bersama kakaknya. Sang paman merekomendasikan sebuah sekolah yang ia kira bergengsi. Ternyata, sekolah itu diperuntukkan bagi remaja bermasalah.
Huang tidak bisa masuk sekolah itu karena terlalu muda. Ia akhirnya tinggal di asrama, tapi sekolah di tempat umum. Bahasa Inggrisnya buruk. Ia di-bully, dan sering kali mendapat tugas membersihkan toilet. Dua tahun yang tidak mudah.
Tapi bukan Huang namanya jika menyerah.
“Kami bekerja keras, belajar keras, dan anak-anak di sana sangat tangguh,” kenangnya dalam sebuah wawancara dengan NPR.
“Tapi akhirnya saya menyukai waktu saya di sana,” ujarnya seperti ditulis Agence France-Presse.
JENSEN HUANG menjadi pembicara kunci dalam ajang Nvidia GTC Artificial Intelligence Conference di San Jose, California, 18 Maret 2024.-JUSTIN SULLIVAN-GETTY IMAGES VIA ASP-
Setelah kembali ke pelukan orang tuanya di Oregon, Huang melanjutkan pendidikan dengan cepat. Di usia 20 tahun, ia sudah lulus kuliah. Ia sempat bekerja di AMD dan LSI Logic—dua perusahaan chip kenamaan.
Namun jiwa wirausahanya tidak bisa dibendung. Bersama dua temannya, ia mendirikan Nvidia pada 1993 di sebuah restoran kecil di Silicon Valley. Mimpinya sederhana namun ambisius: “memecahkan masalah yang tak bisa diselesaikan komputer biasa.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: