CEO Invidia Jensen Huang Sebut Pekerjaan Tukang Listrik dan Tukang Kayu Jadi Tulang Punggung Era AI

CEO Invidia Jensen Huang Sebut Pekerjaan Tukang Listrik dan Tukang Kayu Jadi Tulang Punggung Era AI

Jensen Huang CEO Invidia ungkap pekerjaan yang akan bertahan di masa depan. --wccftech

HARIAN DISWAY - Bicara tentang Akal Imitasi (AI), pikiran orang biasanya langsung melayang ke software, algoritma, atau robot canggih.

Namun, CEO Nvidia Jensen Huang justru menyoroti hal lain: kebutuhan mendesak terhadap para pekerja lapangan.

Dari tukang listrik, tukang pipa, hingga tukang kayu. Mereka akan menjadi ujung tombak dalam membangun pusat data raksasa yang menopang era AI.

BACA JUGA:Nvidia di Tengah Tudingan Anti-Monopoli dan Larangan Tiongkok atas Chip AI

“Kalau Anda seorang tukang listrik, tukang pipa, atau tukang kayu, kita akan membutuhkan ratusan ribu orang untuk membangun semua pabrik ini,” kata Huang, dilansir Channel 4 News.

Ia menekankan bahwa keterampilan praktis yang sering dipandang sebelah mata justru akan mengalami lonjakan permintaan.

“Segmen pekerja terampil di setiap ekonomi akan mengalami ledakan. Kita akan melihat kebutuhan yang terus berlipat ganda setiap tahun,” ujarnya.

BACA JUGA:DeepSeek Didukung Pemerintah Tiongkok, Pukulan Berat Bagi Nvidia


Salah satu pekerjaan yang akan bertahan di masa dominasi AI adalah tukang listrik. --vecteezy

Tidak main-main, Huang juga menyinggung bahwa banyak dari pekerjaan itu tidak membutuhkan gelar universitas. Namun soal penghasilan, angka yang ditawarkan bisa mencapai lebih dari 100 ribu dolar per tahun.

Untuk ukuran Indonesia, itu setara miliaran rupiah. Sebuah pusat data dengan luas 250 ribu kaki persegi, misalnya, bisa mempekerjakan hingga 1.500 pekerja konstruksi selama masa pembangunan. Begitu rampung, setidaknya 50 pekerja penuh waktu masih dibutuhkan untuk pemeliharaan.

BACA JUGA:Menanti Gaharnya Laptop NVIDIA RTX 40-Series

Pernyataan Huang tersebut sejalan dengan pandangannya sendiri. Jika ia kembali menjadi mahasiswa, ia mungkin akan lebih memilih ilmu fisika atau bidang sains terapan ketimbang software.

Baginya, masa depan tak hanya dibentuk oleh kode. Melainkan juga oleh tangan-tangan terampil yang membangun fondasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: