Jensen Huang: Dari Bocah Tukang Bersih Toilet ke Raja Chip AI Dunia

PENAMPILAN KHAS Jensen Huang, 16 Juli 2025. Ketika itu, ia dicegat para wartawan di sebuah hotel di Beijing, Tiongkok.-ADEK BERRY-AFP-
Nvidia kemudian menciptakan GPU pertama di dunia pada 1999. Chip itu semula dirancang untuk grafis dan video game. Tapi kini, GPU justru menjadi jantung dari teknologi kecerdasan buatan. Seperti yang digunakan ChatGPT.
Keberhasilan Huang bukan cuma soal teknologi. Ia juga lihai dalam diplomasi bisnis. Ketika pemerintahan Presiden Donald Trump membatasi ekspor GPU ke Tiongkok—sebuah langkah dalam persaingan supremasi AI—Huang turun tangan langsung.
Dengan pendekatan tenang dan argumen tajam, ia meyakinkan Trump bahwa membiarkan dunia memakai platform teknologi Amerika justru menguntungkan negara.
BACA JUGA:Paus Fransiskus Buka Suara di KTT G7: Gali Risiko dan Keuntungan Kecerdasan Buatan (AI)
“Diplomasi itu dilakukan dengan sangat brilian,” ujar Jeffrey Sonnenfeld, profesor dari Yale University.
Huang menjelaskan bahwa ekspor GPU ke Tiongkok tidak serta-merta memperkuat militer mereka, tambahnya.
Tak seperti pendiri teknologi lainnya, Huang tak mencari sorotan publik. Ia bahkan absen dari pelantikan Presiden Trump. Ia lebih memilih membiarkan teknologi yang ia ciptakan berbicara.
“Ia memundurkan auranya sendiri dan teknologi mewakilinya,” kata Sonnenfeld.
“Mungkin dia adalah yang paling dihormati di antara para raksasa teknologi saat ini,” tambahnya.
Namun jangan kira Huang adalah bos yang selalu tenang. Seorang mantan petinggi Nvidia menggambarkannya sebagai pribadi “sangat paradoks”.
JENSEN HUANG (tengah) dikerumuni media di sela-sela ajang China International Supply Chain Expo (CISCE) di Beijing, 17 Juli 2025.-JADE GAO-AFP-
Di satu sisi, ia melindungi karyawannya. Tapi dalam ruang rapat eksekutif, Huang tak segan melontarkan kritik tajam kepada siapa pun yang membuat keputusan buruk.
Namun saat kembali ke Taiwan—negeri asalnya—Huang menjelma jadi selebritas. Wartawan mengikutinya ke tempat cukur, penggemar memburunya demi tanda tangan dan selfie. Tapi, yang paling menarik: ia selalu sempat mampir makan di pasar malam.
“Seseorang sepertinya pasti sangat sibuk dan jadwalnya penuh,” kata Wayne Lin dari Witology Market Trend Research Institute.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: