DI tengah keresahan masyarakat menghadapi musim kemarau panjang dan kekeringan, dugaan korupsi yang dilakukan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menambah keprihatinan masyarakat. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini intensif memproses kasus dugaan korupsi tersebut hingga tuntas.
Meski menghadapi sejumlah permasalahan, masyarakat berharap agar pemerintah tetap mampu menyediakan bahan pangan lebih efektif. Berbagai masalah yang mengganggu pasokan pangan akibat faktor alam dan nonalam segera dapat diatasi untuk menepis keresahan masyarakat.
BACA JUGA:Profesionalisme, Humanisme, Kesejahteraan SDM Jurnalistik dan Kreator Konten
BACA JUGA:Kepala BMKG: Pertanian Jadi Sektor Paling Terdampak Perubahan Iklim, Mulai dari Puso Sampai Banjir
Masyarakat meresahkan kenaikan harga sejumlah komoditas, termasuk bahan pangan, khususnya beras. Harga beras seolah sulit turun bahkan cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan tahun lalu. Kenaikan harga juga berlaku untuk minyak goreng, gula, bawang putih, dan produk tani lainnya.
Pemerintah berupaya mengatasi kenaikan melalui stabilisasi harga yang berfokus pada pergerakan supply dan demand. Demand yang tinggi dan tak diikuti supply cukup bakal menyulut kenaikan harga jual. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun. Dalam kondisi demikian, intervensi pemerintah sangat diperlukan agar keresahan masyarakat dapat mereda.
BACA JUGA:HKTI Jatim Kampanyekan Pertanian Organik
BACA JUGA:HKTI Jatim Kampanyekan Konsep Pertanian Organik di Tengah Pengurangan Subsidi Pupuk
Salah satu intervensi rasional adalah membangun kemampuan produksi pangan, termasuk beras, lebih powerful. Dengan produksi beras optimal, pemerintah dapat menyediakan beras mencukupi sehingga supply dan demand seimbang. Kelangkaan dapat dihindari dan harga beras pun stabil.
Karena itu, pemerintah didukung stakeholder terkait harus mampu menjaga keberlangsungan produksi pangan dengan memperhatikan berbagai masalah lain di samping faktor kekeringan. Kini musim kemarau segera berganti musim hujan. Seiring datangnya hujan, biasanya muncul hambatan lain yang mengganggu produksi dan kelangkaan pangan.
ILUSTRASI PERTANIAN.-pixabay-
Kelangkaan pangan dapat disebabkan sejumlah faktor. Saat ini kekeringan akibat El Nino melanda hampir semua benua. Itu menyebabkan gagalnya panen di beberapa negara. Selain kekeringan, gagal panen disebabkan serangan hama dan gulma di musim hujan.
Gulma bersifat parasit, yakni tanaman yang tumbuh di sekitar area padi atau tanaman budi daya lainnya. Para petani berupaya mengatasi gulma karena kehadirannya di lahan pertanian sangat merugikan serta dapat menurunkan hasil panen.
Solusi
Terdapat berbagai solusi atau cara mengatasi gulma agar produksi beras meningkat. Salah satu solusi populer adalah menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Berbagai negara telah mengadopsi teknologi AI dalam mengatasi serangan gulma.