Ia mengingatkan, jika Golkar adalah salah satu partai besar yang memiliki pengalaman tempur dalam politik yang cukup luar biasa. Menurutnya, Prabowo pertama-tama harus mempertimbangkan variabel politik dan kapasitas sosok Airlangga.
"Bagi Airlangga dan Partai Golkar, bukan tidak mungkin mereka akan punya opsi politik lain jika pada akhirnya Prabowo tidak memilihnya," ungkapnya.
Ditambah lagi dengan adanya ketegangan di dunia politik akhir-akhir ini antara Prabowo dengan PDIP, maka bukan tak mungkin jika beberapa kader partai politik yang saat ini memihak pada Prabowo akan berpindah haluan ke partai dan bacapres lain.
BACA JUGA: Jagokan Erick Thohir Jadi Bacawapres Prabowo, Zulhas Tanggapi Santai Kans Gibran
Contohnya dengan adanya fakta PDIP yang menemui tokoh-tokoh senior Partai Golkar seperti Luhut dan Jusuf Kalla.
Hal sekecil itu bisa saja menjadi sinyal berkurangnya kepercayaan Golkar pada Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan berakhir berpindah haluan pada kubu lain.
Ia juga menyebut partai lain seperti PAN yang juga memiliki kemungkinan untuk memutus hubungan koalisi dengan Prabowo.
Tidak ada yang dapat memastikan, kata Adi, jika partai yang saat ini berada di salah satu koalisi akan setia mendukung koalisi itu sampai akhir.
Maka akan menjadi lebih baik bagi Prabowo untuk sesegera mungkin mengumumkan calon wakil presidennya kepada publik. (*)