Teknologi komunikasi sebagai penunjang capaian komunikasi yang efektif, dengan pemanfaatan teknologi media komunikasi sangat penting untuk membantu efektivitas birokrasi layanan publik, meningkatkan aksesibilitas dengan memudahkan akses layanan publik, meminimalkan human error atau kesalahan manusia, dan meningkatkan kepuasan masyarakat.
BACA JUGA:Wisuda Stikosa Usung Innovation in Digital Communication
BACA JUGA:PWI Jatim, Kominfo Jatim, dan Stikosa-AWS Bersinergi
Pungkas penjelasan Jokhanan, terhadap petugas layanan publik dari tingkat kelurahan dan kecamatan, sedapat mungkin mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapinya, dan merancang strategi solusi penyelesaiannya dengan meningkatkan peran komunikasi yang efektif.
Forum Konsultasi Publik Wilayah se-Kecamatan di Surabaya ini, merupakan ruang diskusi dan komunikasi konsultasi yang pertama dilakukan di Surabaya.
Noer Oemarjati,S.sos.M.Si Kabag Organisasi Pemkot Surabaya, penanggungjawab program tersebut mengatakan, bahwa dalam Forum Konsultasi Publik ini melibatkan peran penting perangkat kecamatan dan kelurahan, dinas-dinas sebagai stake holder Pemkot Surabaya, terutama layanan dinas kesehatan dan Puskesmas.
“Kami mengundang para stake holder dan perangkat RT/RW (Rukun Tetangga/Rukun Warga), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) se- Surabaya, dimulai dari tahap awal di wilayah Surabaya Barat, untuk mengetahui langsung apa yang menjadi kendala dan permasalahan warga Surabaya dan mencarikan solusinya yang tepat dalam kebutuhan layanan publik di Surabaya,” ujar Noer Oemarjati.
BACA JUGA:Sandal untuk Anak Yatim Dhuafa dari Stikosa AWS
BACA JUGA:Kematian Andini karena Pukulan Botol Miras
“Oleh karena itu, kami mengundang beberapa pemateri yang berkompeten di bidangnya, untuk memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman terhadap warga, perangkat kelurahan dan kecamatan, untuk meningkatkan capaian layanan publik di Surabaya,” tambahnya.
Acara Forum Konsultasi Layanan Publik Pemkot Surabaya tersebut, mendapat respon antusias dari para perangkat RT/RW yang hadir, karena dapat secara langsung menyampaikan keluhan maupun masalah di lingkungan warganya.
Di antaranya ada yang mengutarakan keluhan atas aplikasi tentang warga yang pindah domisili antar kelurahan atau antar kecamatan se- Surabaya, yang mengaku tidak melibatkan RT/RW untuk pengaksesannya. Sehingga perangkat RT maupun RW tidak tahu kalau warganya sudah pindah ke tempat lainnya.
“Ya kalau pindahnya itu meninggalkan kesan positif tidak ada masalah. Tapi kalau pindahnya meninggalkan masalah dikejar dept collector terkait hutang piutang, atau masalah tunggakan iuran kampung itu jadi masalah buat kami,” ujar salah satu ketua RT.
BACA JUGA:Polairud Polres Banyuwangi Pantau Kepulangan Delegasi KTT AIS Forum 2023
BACA JUGA:Dosen Untag Surabaya Kembangkan Aplikasi, Bantu Jurnalis untuk Jurnalisme Data
Ungkapan keluhan perangkat RT/RW atas warga yang lainnya juga disampaikan tentang aplikasi program pendataan Gamis (Warga Miskin) dan data warga UMKM, yang terdapat akses angka berbeda di tingkat Kelurahan dan Kecamatan.