Insiden dengan latar belakang Anti-Muslim di Amerika Serikat meningkat. Hal itu imbas perang Israel-Palestina
Pekan lalu, Aliyah – yang nama lengkapnya tidak ingin disebutkan – berjalan pulang menuju ke rumahnya di Queens, New York, Amerika Serikat.
Dia berjalan pulang setelah mengikuti aksi bela Palestina dengan mengenakan abaya, pakaian hitam panjang yang menutupi tubuhnya, dan melukis bendera Palestina di kedua pipinya.
Ketika Aliyah semakin dekat dengan rumahnya, ada seorang pria yang memandang dan meludah di depan Aliyah. “Keluar dari sini,” teriak pria tersebut kepada Aliyah.
Selama 24 tahun tinggal di New York, Aliyah belum pernah mengalami kebenciaan seperti itu. Bahkan, Aliyah belum pernah merasakan ketakutan seperti itu sepanjang hidupnya.
“Orang tua saya mengalami semua itu bertahun-tahun yang lalu. Mereka membuat saya aman dan terlindungi. Tetapi sekarang hal itu terjadi lagi.” Kata Aliyah.
Cerita Aliyah yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan tersebut adalah satu dari sekian banyaknya insiden anti-muslim yang terjadi di Amerika Serikat.
BACA JUGA:Keras! Presiden Kolombia Usir Dubes Israel Karena Bela Palestina
BACA JUGA:Simak! 5 Negara yang Dukung Palestina di Perang Israel vs Hamas
Pada Sabtu, 14 Oktober 2023 di Illinois, Amerika Serikat, Wadea Al-Fayoume, seorang anak laki-laki Muslim Palestina berusia enam tahun ditikam sebanyak 26 kali dengan pisau militer berukuran 12 inci hingga tewas.
Ibunya, Hanaan Shahi, juga terluka parah setelah ditikam dan dicekik oleh Joseph Czuba sebagai pelaku kejahatan.
Pada Rabu, 11 Oktober 2023, insiden anti-muslim juga pernah terjadi di Brooklyn, Amerika Serikat. Seorang pria Palestina berusia 18 tahun diserang oleh sekelompok orang yang mengibarkan bendera Israel.
(Ilustrasi) Aksi bela Palestina terjadi di Amerika Serikat. Tak dapat dipungkiri, insiden anti-muslim di Amerika Serikat juga banyak bermunculan sejak konflik Hamas-Israel terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023. -Eduardo Munoz-Reuters
Sebelum menyerangnya secara fisik, mereka menghina warga Palestina tersebut dengan kata-kata yang tak pantas.
Meskipun masih belum diketahui secara pasti jumlah insiden anti-muslim yang terjadi di Amerika Serikat, tampaknya insiden tersebut akan terus meningkat sejak meletusnya perang Hamas-Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Direktur Advokasi dan Urusan Pemerintahan Nasional dalam Komite Anti-Diskriminasi Amerika Arab (ADC) Chris Habiby mengatakan bahwa pihaknya telah memantau aksi anti-muslim di Amerika Serikat sejak perang Hamas-Israel dimulai.