SURABAYA, HARIAN DISWAY – Beberapa mahasiswa Ubaya tampak kompak mengenakan outfif berwarna pink. Ratusan kertas berbentuk kupu-kupu berwarna pink ditempel di baliho kepedulian terhadap kanker payudara serta ilustrasi wanita disebar kepada mahasiswa lain yang lewat di Lantai satu Gedung Plaza Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya) pada Rabu, 18 Oktober.
Aksi ini merupakan simbol dari perayaan Hari Kanker Payudara Sedunia serta campaign cegah dini kanker payudara yang dilakukan oleh Sabrina Putri Anjani, mahasiswa Psikologi Ubaya bersama BEM Ubaya.
Sabrina bercerita awal mula ia berpikiran untuk mengadakan kampanye ini dikarenakan wanita saat ini memiliki potensi yang semakin tinggi untuk terkena kanker payudara, mengingatkannya dengan ibunya yang juga merupakan salah satu breast cancer survivor.
Lewat dari cerita ibunya, Sabrina berkeinginan untuk memberikan support serta motivasi terutama kepada orang yang memiliki kanker payudara bahwa mereka tidak sendirian.
BACA JUGA:Tiga Detik untuk Deteksi Kanker Payudara
“Meskipun ada perubahan baik secara fisik maupun mental tidak akan mengurangi harga diri mereka sebagai perempuan seutuhnya,” ujarnya.
Dalam Ilustrasi wanita yang Mahasiswa Ubaya buat dari kertas memiliki robekan di bagian dada yang mengartikan seorang penyintas yang telah melakukan operasi pengangkatan kanker payudara. Di robekan itu, terdapat tulisan “Early Detection for Protection,” yang berarti deteksi dini untuk pencegahan.
Selain memberikan support para penyintas kanker payudara, Sabrina dalam kampanyenya juga mengajak para mahasiswa untuk sering-sering melakukan pengecekan dini terhadap kanker payudara.
BACA JUGA:Kombinasi Tiga Hal Minimalkan Risiko Kanker Payudara
Hal ini juga disetujui oleh salah satu Dokter Spesialis Bedah Ubaya Dr. Herry Wibowo, M.Kes, Sp.B, FInaCS. Herry mengatakan bahwa kanker payudara tidak bisa diprediksi kapan akan muncul sehingga diperlukan pemeriksaan payudara secara mandiri.
“Sebaiknya dilakukan tujuh hari setelah menstruasi dengan meraba payudara kanan dan kiri sekitar enam sampai sepuluh menit untuk melihat apakah ada kelainan atau tidak,” katanya. Kelainan yang dimaksud yaitu seperti apakah ada benjolan, keluar cairan dari puting, ataupun kemerahan.
Sabrina memilih kupu-kupu sebagai simbol dikarenakan kupu-kupu merupakan metafora adanya perubahan secara indah dalam segala hal.
Menurutnya, meskipun kanker payudara secara fisik terkadang membuat rasa percaya diri dan harga diri semakin turun, namun itu semua ada hal positif yang bisa dipetik. “Salah satunya bagaimana cara menerima diri lebih baik di kondisi sulit karena melawan kanker,” ungkapnya.
BACA JUGA:Ambil Potensi Alam Desa Kebontungul, UBAYA dan UKMWS Bikin Kukis dan Teh dari Daun Jati
Sedangkan, pemilihan warna pink dikarenakan warna tersebut identik dengan Hari Kanker Payudara Sedunia. Tetapi bagi Sabrina, warna pink seperti warna merah yang berarti gagah dan berani.
Aksi ini Sabrina persiapkan selama enam hari. Dengan bantuan teman-teman BEM Ubaya, mereka menyelesaikan proses pengguntingan kertas sebanyak dua ratus lima puluh kupu-kupu hingga pencetakan ratusan ilustrasi wanita bisa selesai dalam 2 hari saja.
Sabrina ingin memberikan kesadaran terutama kepada mahasiswa untuk melakukan deteksi lebih awal “pengen spread awareness aja sih, ini lho, meskipun ada gejala gejala apa lebih baik di prevent lebih awal daripada lebih parah,” tuturnya. (Rizquna Qurrota)