Dalam rapat kedua ini, Poernamawoelan menyampaikan pidatonya tentang cara mendidik anak-anak agar dapat menjadi orang baik dan setia pada tanah air. Dia juga mengajak kepada hadirin untuk membenahi pendidikan di Indonesia.
Selain itu, Abdoellah Sigit menyampaikan pidatonya tentang pendidikan anak melalui aturan kebangsaan, yang terdiri dari lima hal meliputi interaksi, banyak membaca, organisasi pemuda, sekolah berasrama, dan keharmonisan keluarga.
Selanjutnya adalah Sarmidi Mangoensarkoro. Dia membahas tentang pendidikan anak di rumah. Mangoensarkoro menekankan bahwa pendidikan anak yang baik adalah dengan bimbingan, bukan perintah.
Rapat Ketiga Kongres Pemuda II
Rapat terakhir ini berlangsung pada Minggu, 28 Oktober 1929 pukul 20.00 di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat 106, Weltevreden (sekarang Museum Sumpah Pemuda, Jakarta).
Dalam rapat terakhir ini, Ramelan berpidato tentang betapa bagus dan mulianya pendidikan kepanduan sehingga dia menghibau orang tua agar dapat menjadi pandu bagi anak-anaknya.
Selanjutnya adalah Theo Pangemanan. Dia menekankan bahwa pandu yang bukan berdasarkan kebangsaan dan cinta tanah air, itu bukanlah pandu sejati. Pangemanan juga menekankan masalah persaudaraan dalam organisasi pandu, peraturan gerakan kepanduan, dan makna lambang kepanduan.
BACA JUGA:Kuota Penuh, 400 Orang Akan Ikut Upacara Hari Sumpah Pemuda Bareng Eri Cahyadi di Taman Surya
Pembicara selanjutnya adalah Inoe Martakoesoema, yang menghimbau agar kaum tua dapat memberikan dukungan kepada gerakan kepanduan. Pembahasan tentang kepanduan juga didukung oleh Mr. Soenario sebagai pembicara selanjutnya.
Adapun Mr. Sartono berpidato bahwa persatuan Indonesia belum terlalu sempurna jika tidak sampai meresap dalam hati rakyat Indonesia.
Menjelang penutupan rapat ketiga, Muhammad Yamin sebagai pembicara terakhir kembali berpidato. Kali ini, Yamin berpidato tentang kongres dan persatuan bangsa Indonesia dengan mengambil contoh dari buku Ramayana dan Mahabharata.
Hasil Kongres Pemuda II
Hasil putusan Kongres Pemuda II yang dikenal dengan Sumpah Pemuda sebagai cikal bakal lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Bawaslu Kabupaten Tapanulia Utara-
Hasil putusan Kongres Pemuda II yang dikenal dengan Sumpah Pemuda sebagai cikal bakal lahirnya Hari Sumpah Pemuda. -Bawaslu Kabupaten Tapanulia Utara-
Setelah semua pembicara telah menyampaikan gagasannya, hasil putusan kongres akan dibacakan. Namun sebelum itu, para hadirin dipersembahkan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Soepratman dengan biola tanpa menyanyikan syairnya.