HARIAN DISWAY - Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin memberikan apresiasi kepada Kadin dan Kompas Gramedia. Pasalnya, keduanya telah bekerja sama dalam memberantas masalah stunting di Indonesia.
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan, kolaborasi Kadin dengan Kompas Gramedia memiliki nama gerakan yaitu Bersama Entaskan Stunting (Beres). Gerakan ini sangat dibutuhkan agar dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia.
“Salah satunya mencakup upaya mencegah stunting dalam kerangka menyongsong bonus demografi yang diperkirakan mulai pada tahun 2030,” tutur Menkes Budi dalam keterangannya pada 29 Oktober 2023 di Jakarta.
Menurut penuturan Budi, masalah kesehatan stunting ini banyak terjadi di Indonesia. Sehingga sangat mustahil bila hanya diatasi dengan pendekatan program pemerintah.
BACA JUGA: Pemerintah Tambah 5 Provinsi Prioritas Penanganan Stunting
“Maka dari itu, perlu adanya upaya membangun gerakan yang dimiliki oleh seluruh komponen bangsa,” imbuh Menkes Budi.
Harapan Menkes Budi terkait kolaborasi ini adalah gerakan ini bisa menjadi gerakan yang organik dari tingkat pusat hingga ke akar rumput sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
Selain itu, Menkes Budi mengajak keterlibatan aktif dari berbagai lembaga non pemerintah agar mendorong entasnya stunting di Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut seperti dunia usaha, perguruan tinggi, dan organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, lembaga swadaya masyarakat, dan lainnya.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin turut menanggapi kolaborasi ini. Pertama, Wapres Amin meminta agar setiap program yang dijalankan selaras dengan program yang dilaksanakan pemerintah.
“Koordinasi harus dilakukan secara intensif dengan kementerian, lembaga teknis, dan pemerintah daerah diperlukan untuk menghindari tumpang tindih antar program,” ucap Wapres Amin.
Kedua, Wapres Amin membahas tentang program tersebut harus dilaksanakan di lokasi prioritas yang tinggi prevalensi stunting atau jumlah anak stunting. Hal ini perlu dilakukan agar membantu menurunkan prevalensi secara signifikan dan tepat sasaran.
Ketiga, Wapres Amin memandang bahwa program tersebut harus berbentuk aksi nyata. Program tersebut bisa menyasar kelompok prioritas sehingga manfaatnya dirasakan langsung oleh kelompok tersebut.
”Keempat, tempatkan penerima manfaat dan pelaku di tingkat masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan program. Libatkan mereka dalam setiap tahapan pelaksanaan sehingga muncul rasa memiliki dan kebanggaan dari masyarakat,” kata Wapres Amin.
BACA JUGA: Langkah Orang Tua Cegah Anak Terkena Stunting di Masa Golden Age Menurut Kemenkes