CIREBON, HARIAN DISWAY - Meski tahun ajaran baru masih lama, tes seleksi untuk santri baru di Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon telah dilaksanakan pada Minggu , 29 Oktober 2023. Seleksi digelar di Hotel Aston Cirebon.
Jumlah pendaftar bersama keluarga yang mendampinginya melebihi ekspektasi panitia. Akibatnya banyak yang menginap di hotel-hotel sekitar Aston. Mereka datang dari seluruh pelosok Indonesia yang telah hadir sehari sebelumnya.
Mereka adalah calon santri yang akan memasuki jenjang pendidikan SMP Islam Terpadu, SMP Unggulan Bertaraf Internasional, SMA Unggulan Bertaraf Internasional, SMK Pertelevisian dan TKJ, dan Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional Bina Insan Mulia.
Hampir 90 persen lulusan SMP Bina Insan Mulia melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan di Bina Insan Mulia juga.
Agenda seleksi meliputi tes keagamaan, tes bakat minat, dan psikotes. Juga ada performance panggung dari santri-santri Bina Insan Mulia untuk menghibur lebih dari 2.500 hadirin di Ballroom Aston Hotel & Convention Centre. Acara berlangsung dari pukul 07.00 sampai 12.30.
BACA JUGA:Talkshow Pesantren Layak Anak, 400 Peserta Diajak Siap Jaga Bareng Melawan OCSEA
BACA JUGA:Minat Pekerja Migran Indonesia di Singapura untuk Upgrading Pendidikan Makin Meningkat
Besarnya minat masyarakat untuk mendapatkan pendidikan di Pesantren Bina Insan Mulia ini terlihat dari kerelaan mengantri jauh-jauh hari. Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia KH Imam Jazuli Lc MA memahaminya sebagai amanat untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan secara terus menerus.
Mengawali sambutan di hadapan calon santri dan keluarga yang mendampingi, KH Imam Jazuli menyampaikan bahwa Pesantren Bina Insan Mulia menerapkan sistem pendidikan yang berbeda dengan kebanyakan pesantren.
Banyak hal yang dilarang di pesantren lain, tapi justru di Bina Insan Mulia dilakukan dan dibolehkan. Seperti nonton film, baca novel, jalan-jalan, nonton TV, main musik, main Playstation, celana jeans, kelas campur santri laki-laki dan perempuan, dan masih banyak lagi.
“Kami ingin pertumbuhan dan perkembangan santri tetap berjalan normal dengan pendidikan pesantren yang mereka jalani,” jelas Imam Jazuli.
Meski memiliki cara dan gaya yang berbeda, tetapi urusan target pembelajaran dan target kelanjutan studi, pesantren etnik terbesar ini menerapkan sistem yang ketat untuk menegakkan efisiensi dan efektivitas belajar.
“Pesantren Bina Insan Mulia menerapkan pembelajaran dengan target yang jelas (learning by objective) dan menerapkan pembelajaran berbasis program untuk materi-materi dasar pesantren, seperti tahsin al-Quran, tahfidz, bahasa Arab, bahasa Inggris, sains, dan figh,” kaya Kiai Imam Jazuli di hadapan calon santri.
Untuk santri kelas akhir Aliyah, SMA, atau SMK, mereka mendapatkan pembelajaran khusus sesuai pilihannya. Jika yang bersangkutan akan ke Timur Tengan, mereka akan dilatih dengan materi persiapan untuk masuk di kampus-kampus di sana. Demikian juga bagi mereka yang akan melanjutkan study ke Eropa, Taiwan, Australia, dan negara-negara lain.
Hasilnya, menurut beliau, sejak 5 tahun terakhir ini, sudah lebih dari 500 alumni Pesantren Bina Insan Mulia yang diterima kuliah di kampus-kampus internasional di berbagai negara. Antara lain: Mesir, Sudan, Tunisia, Jordan, Oman, Turkiye, Jerman, Rusia, Taiwan, China, Malaysia, Australia, Perancis, dan lain-lain.