Talkshow Pesantren Layak Anak, 400 Peserta Diajak Siap Jaga Bareng Melawan OCSEA

Talkshow Pesantren Layak Anak, 400 Peserta Diajak Siap Jaga Bareng Melawan OCSEA

Komitmen bersama untuk siap menjaga bareng melawan OCSEA atau kekerasan dan eksploitasi seksual pada anak di ranah daring, menuju pesantren yang aman dari segala bentuk kekerasan baik di dunia nyata maupun dunia maya. -Dita Amalia-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah pesantren dan santri terbanyak di Indonesia. Dengan banyaknya santri dan pesantren secara nasional di Jawa Timur maka Pemprov Jawa Timur berusaha keras agar semua pesantren dapat menciptakan pesantren yang aman dan ramah anak.

Upaya melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) dan berkolaborasi dengan semua pihak terkait itu ditempuh dengan menerapkan kebijakan, strategi dan program-program pemenuhan hak anak dan perlindungan anak di lingkungan pesantren.

Komitmen itu terungkap dalam talkshow Pesantren Layak Anak yang digelar di Jatim Expo, pada 6 Oktober 2023. Sebuah acara kolaborasi berbagai pihak yang bertujuan bersama-sama mewujudkan lingkungan pesantren yang aman dan ramah anak di Jawa Timur. Dihadiri sekitar 400 orang, acara dipandu Khailila Arumdapta dari Forum Anak Jawa Timur.

BACA JUGA: Plato dan ACI Ajak Orang Tua Berperan dalam Melawan Predator Seksual pada Anak

Topik dihantar para pembicara dari perwakilan Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jawa Timur, Forum Anak Jawa Timur, Santri Al Hayatul Islamiyah Malang, UNICEF dan Fatayat NU Surabaya.
Talkshow Pesantren Layak Anak digelar di Jatim Expo, pada 6 Oktober 2023. Sebuah acara kolaborasi berbagai pihak yang bertujuan bersama-sama mewujudkan lingkungan pesantren yang aman dan ramah anak di Jawa Timur. -Dita Amalia-


Kepala Bidang Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak DP3AK Jatim Nanang Abu Hamid mengungkapkan bahwa tujuan adanya program Pesantren Layak Anak ini adalah untuk menciptakan pesantren yang melindungi dan menyenangkan bagi anak. “Caranya dengan menanamkan akhlaqul karimah agar dapat meningkatkan prestasi santri dan membentuk karakter dan perilaku baik," katanya.

Senada dengan Nanang, Ketua Tim Kerja Pesantren & Pendidikan Kesetaraan Kemenag Prov Jawa Timur, Trianto, menyerukan bahwa terciptanya Pesantren Layak Anak harus dibarengi dengan implementasi penerapan satuan pendidikan ramah anak di madrasah yang ada di lingkungan pesantren.

“Melalui partisipasi seluruh warga madrasah untuk menanamkan nilai agama, penguatan karakter positif, dan penyebaran aksi-aksi kebaikan lainnya,” katanya.

BACA JUGA: Tantangan Berkarya dari Plato-ACI dalam Arek Suroboyo Buat Bangga Indonesia Libatkan Anak Surabaya

Menanggapi kedua narasumber, Intan Elok, santriwati dari Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Malang, mendukung pernyataan mereka. Dia bercerita tentang praktik-praktik baik yang sudah dilakukan untuk menghentikan perundungan di madrasah lingkungan pesantren melalui perannya sebagai agen perubahan.

“Upaya ini telah didukung oleh Kemendikbudristek dan UNICEF melalui Program Roots Indonesia yaitu Pencegahan Perundungan (Bullying) Berbasis Sekolah,” katanya. 

Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa Arie Rukmantara menegaskan bahwa UNICEF terus mendorong pentingnya penerapan Program Roots di seluruh lingkungan pesantren dengan melibatkan santri sebagai agen perubahan sehingga tercipta iklim pesantren yang positif dan menyenangkan bagi santri,” katanya.

Perwakilan Forum Anak Jawa Timur (FAJ) Orchy Dea Putri menyatakan bahwa pihaknya menyosialisasikan peran mereka sebagai Pelopor dan Pelapor (2P) bagi seluruh anak Jawa Timur serta turut mempromosikan Lapor Arek Jawa Timur (LARE Jatim).

Yakni media untuk menjadi sarana konseling sebaya, curhat serta jembatan untuk melaporkan kasus-kasus pelanggaran hak anak. “Salah satunya segala bentuk kekerasan dan perkawinan usia anak,” ungkapnya.

Sementara Ketua Fatayat NU Surabaya Camelia Habiba mendukung upaya mencegah dan menghentikan perkawinan usia anak lewat program-program unggulan.

BACA JUGA: Tangani Kasus Anak Kecanduan Pornografi, Plato Foundation-ACI Sepakat Bersatu Melawan OCSEA

Fatayat juga mendorong komitmen seluruh pengasuh pondok pesantren dan para santri untuk berkontribusi mendukung program Cegah Perkawinan Anak (CEPAK) yang dicanangkan pemerintah. “Kami siap ikut andil membangun komitmen menjaga Jawa Timur. Khususnya menciptakan Pesantren Ramah Anak di Surabaya,” ujar Camelia.
Talkshow kerja sama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jawa Timur, LPA Jawa Timur, Forum Anak Jawa Timur, Fatayat NU Surabaya, Plato Foundation, serta Kemenag Jawa Timur dengan dukungan UNICEF dan Debindo. -Dita Amalia-

Arie menegaskan bahwa penerapan Pesantren Layak Anak memerlukan kerja sama para pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan perlindungan anak serta bidang lainnya yang mendukung. “Pemenuhan hak anak pada santri juga harus dilengkapi dengan memastikan santri aman dan terlindungi di lingkungan pesantren,” tegas Arie.

Di pengujung talkshow, dibagikan hadiah dan gimmick menarik sebagai penghargaan kepada peserta yang terlibat aktif. Terutama dalam sesi tanya jawab seputar tema yang telah dibahas dan kuis seputar online child sexual exploitation and abuse (OCSEA).

BACA JUGA: Kolaborasi dengan Plato Foundation, ACI Geber Event Arek Suroboyo Buat Bangga Indonesia

Tak lupa ada agenda penting yakni mengajak seluruh peserta yang hadir untuk siap menjaga bareng melawan OCSEA atau kekerasan dan eksploitasi seksual pada anak di ranah daring, menuju pesantren yang aman dari segala bentuk kekerasan baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: